Budayawan Cianjur Wina Rezky Agustina menyambut baik reaktivasi jalur kereta api Jakarta--Cianjur sebagai sebuah peluang emas untuk menghidupkan kembali denyut seni dan budaya di Kota Santri ini.
"Sebagai aktivis kebudayaan di Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia, kami memandang infrastruktur bukan hanya urusan fisik dan transportasi, tapi juga jembatan peradaban," ujar Wina kepada saya 29 April 2025.
Dengan tersambungnya jalur kereta, akses masyarakat urban---terutama dari Jakarta---ke Cianjur akan semakin mudah dan cepat. Ini bisa menjadi pintu masuk bagi wisata budaya: pertunjukan tradisional, teater rakyat, pameran sejarah lokal, hingga festival kuliner khas Sunda.
Stasiun bisa menjadi titik temu, bukan hanya antar manusia, tapi antar narasi---antara sejarah yang nyaris dilupakan dan generasi baru yang haus identitas.
"Sudah saatnya Cianjur tidak sekadar menjadi kota persinggahan, tapi menjadi kota tujuan. Dan budaya adalah undangan paling indah yang bisa kita suguhkan," tuturnya.
Lebih Cepat ke Ciwidey
Nah jalur Bandung ke Ciwidey pun lebih cepat dan tidak macet bagi wisatawan yang dari Bandung dibanding dengan naik mobil. Â Saya pernah mencoba untuk menuju kawah putih, saya pikir dua jam naik angkot ternyata bisa enam ajam, terpaksa batal. Â Naik kereta api Bandung-Ciwidey bisa lebih cepat.
Sementara itu Humas Daerah 2 Bandung  Komunitas Edan Sepur Abdullah Putra Gandhara mengataka terkait reaktivasi pihaknya  lebih konser  ke jalur yang dibutuhkan masyarakat seperti Cipatat - Padalarang untuk mengakomodir masyarakat Sukabumi dan Cianjur yang akan menuju bandung serta Bandung - Ciwidey untuk mengakomodir masyarakat Bandung Selatan.
"Aktivitas perekonomian masyarakat akan menjadi lancar dan terjadi bangkitan di beberapa wilayah yang dilintasi jalur kereta api selain itu kemacetan bisa teratasi karena volume pengguna kendaraan pribadi yang beralih ke kereta api serta angka fatalitas kecelakaan menurun," papar Abdullah ketika saya hubungi 29 April 2025.
Sebagai catatan Pemerintah Kolonial membangun jalur kereta api Bandung-Ciwidey maupun Bandung-Pengandaran lebih untuk kepentingan onderneming Jalur sepur Bandung-Ciwidey, yaitu mengangkut hasil perkebunan seperti teh.
Namun reaktivasi Bandung-Ciwidey menghadapi tantangan, karena ada bagian dari jalur kereta api yang tidak aktif sudah ada didirikan pemukiman. Bahkan sudah ada yang lima belas tahun tinggal. Â Tentunya bukan hal memindahkan warga yang sudah terlanjur ada.