Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Catatan Reaktivasi Jalur KA di Jabar, Pangandaran, Cianjur, Ciwidey

29 April 2025   16:54 Diperbarui: 29 April 2025   17:49 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur mati Bandung-Ciwidey- Foto: :  https://koran.pikiran-rakyat.com/news/pr-3039252956/timbul-tenggelam-reaktivasi-kereta

Saya sudah membayangkan apa yang akan terjadi  jika rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mereaktivasi jalur kereta api yang dulu pernah masa penjajahan hingga awal Republik, di antarnya Bandung-Ciwidey, Bandung-Pangandaran nyambung Bandung-Banjar yang sudah ada dan jika Bogor-Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang terealisir.  Wow keren. 

Baca:  KAI Dukung Rencana Gubernur Dedi Mulyadi  

Kalau ini terwujud, pariwisata bukan hanya untuk kalangan premium tetapi juga rakyat kebanyakan mau jalan-jalan, bakal berdampak pada UMKM yang ada di daerah yang terakses kereta api, tetapi juga mobilitas warga Jabar juga semakin terbuka dan membuat ongkos  dan waktu menjadi lebih efesien. 

Mengapa tidak dari dulu?  Bukankah kalau terwujud dari dulu kesempatan berwisata yang efesien dan murah menjadi lebih luas dan  juga berdampak bagi warga lokal?

Saya bayangkan seperti ini jika Bandung-Pangandaran bisa ditempur sekitar tiga jam langsung maka saya dari Bandung pukul empat pagi, maka akan tiba di Pangandaran sekitar pukul tujuh. Kalau itu ekspress alias hanya berhenti di Banjar.  Namun jika berhenti di banyak stasiun bisa 4,5 jam. Saya kira sebaiknya disediakan layanan ekspress.

Waktu yang bagus untuk melihat pantai, mengunjungi Green Canyon, Cagar Alam Pananjung  dalam sehari  dan pulang  dari Pangandaran habis maghrib pukul tujuh malam dan tiba di Bandung menjelang tengah malam tanpa harus menginap.

Mereka yang hendak melakukan perjalanan bisnis pun bisa pulang-pergi dalam sehari.  Cukup menjadikan Bandung sebagai tempat menginap.

Jika menginap di Pangandaran pun, tiba pagi hari sewa hotel kelas guest house atau desa wisata seperti Cintaratu, maka 1 malam dua hari satu wilayah Pangandaran akan bisa dijelajahi.

Nah, bagi wisatawan mau dua malam tiga hari dan harus didukung oleh Pemda Kabupaten Pangandaran untuk menciptakan diversifikasi wisata, seperti naik perahu nelayan atau bekerja sama dengan Cilacap menghidupkan kembali feri, maka jalur selatan akan ramai. Sementara untuk pertanian bisa ikut bajak sewa dengan traktor.

Para wisatawan tidak lagi perlu mencarter bus dan mengalami macet di jalan terutama waktu weekend yang menghabiskan uang  dan uang untuk ongkos carter dialihkan untuk biaya mengunjungi tempat wisata atau mencicipi kuliner lebih banyak.

Nah, Teddy Sonjaya dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kabupaten Pangandaran rupanya juga mencium hal ini sebagai peluang bisnis.

"Dari sisi pariwisata menurut  saya mereaktivasi jalur KA akan memudahkan wisatawan dari Bandung, Jakarta bahkan  Purwokerto (Jawa Tengah) dan kota lainnya untuk mengunjungi Pangandaran tanpa harus menempuh perjalanan panjang dengan kendaraan pribadi," ujar Teddy ketika saya hubungi, 29 April 2025.

Warga Pangandaran pun bisa buka usaha homestay dengan menyediakan nilai tambah kuliner lokal setempat. Di stasiun pun jualan kuliner. Tidak usaha mahal-mahal, tetapi banyak pembelinya, belum transportasi lokal dan atraksi budaya.

Salah satu sudut Pangandaran-Foto: Widya Yustina
Salah satu sudut Pangandaran-Foto: Widya Yustina

Salah satu seni yang  unik dari Pangandaran, seperti seni badud  yang digelar pada event tertentu akan menjadi lebih mudah diakses wisatawan.  Seni  Badud ini  menggabungkan pertunjukkan aktor yang mengenakan topeng binatang  seerti lutung dan harimau, musik tradisional angklung, kecapi. Asal usulnya berhubungan dengan ritual padi.

Baca: Mengenal Seni Badud Budaya Tradisional asal Pangandaran  

"Distribusi barang dari dan ke Pangandaran pun akan lancar. Jika produk kerajinan atau kuliner Pangandaran lebih cepat sampai  ke Bandung dan sebaliknya bahan bakunya maka UMKM sangat terdukung," tutur dia.

Cianjur Jadi Tempat Destinasi Utama

Kalau reaktivisasi Jakarta hingga Padalarang  nyambung tanpa berhenti di Bogor dengan frekuensi yang lebih banyak terutama akhir pekan maka makin banyak spot wisata  yang akan terbuka aksesnya, saya memprediksi akan terjadi seperti di Pangandaran, Jembatan Gantung, Gunung Padang, Gede-Pangrango, jejalah situs kota Cianjur dan kulinernya akan terdongkrak. Begitu juga mobilitas warganya.

Baca: Naik Kereta Api Zaman Now tidak lagi menyiksa diri 

Dampak lain beban daerah Puncak pun akan terbagi ke belahan Barat.  Dari Sukabumi bisa masuk ke Pelabuhan Ratu dan dari Cianju lebih cepat ke pantai Jayanti, Pantai Lugina. Pemda Cianjur dan Pemda Sukabumi benahi infrastruktur dan moda transportasi umum yang ramah.  Seni dan budayanya juga berkembang. Cianjur juga punya kuliner bubur yang khas, taucho dan sebagainya. 

Budayawan Cianjur Wina Rezky Agustina menyambut baik reaktivasi jalur kereta api Jakarta--Cianjur sebagai sebuah peluang emas untuk menghidupkan kembali denyut seni dan budaya di Kota Santri ini.

"Sebagai aktivis kebudayaan di Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia, kami memandang infrastruktur bukan hanya urusan fisik dan transportasi, tapi juga jembatan peradaban," ujar Wina kepada saya 29 April 2025.

Dengan tersambungnya jalur kereta, akses masyarakat urban---terutama dari Jakarta---ke Cianjur akan semakin mudah dan cepat. Ini bisa menjadi pintu masuk bagi wisata budaya: pertunjukan tradisional, teater rakyat, pameran sejarah lokal, hingga festival kuliner khas Sunda.

Stasiun bisa menjadi titik temu, bukan hanya antar manusia, tapi antar narasi---antara sejarah yang nyaris dilupakan dan generasi baru yang haus identitas.

"Sudah saatnya Cianjur tidak sekadar menjadi kota persinggahan, tapi menjadi kota tujuan. Dan budaya adalah undangan paling indah yang bisa kita suguhkan," tuturnya.

Lebih Cepat ke Ciwidey

Nah jalur Bandung ke Ciwidey pun lebih cepat dan tidak macet bagi wisatawan yang dari Bandung dibanding dengan naik mobil.  Saya pernah mencoba untuk menuju kawah putih, saya pikir dua jam naik angkot ternyata bisa enam ajam, terpaksa batal.  Naik kereta api Bandung-Ciwidey bisa lebih cepat.

Sementara itu Humas Daerah 2 Bandung  Komunitas Edan Sepur Abdullah Putra Gandhara mengataka terkait reaktivasi pihaknya  lebih konser  ke jalur yang dibutuhkan masyarakat seperti Cipatat - Padalarang untuk mengakomodir masyarakat Sukabumi dan Cianjur yang akan menuju bandung serta Bandung - Ciwidey untuk mengakomodir masyarakat Bandung Selatan.

"Aktivitas perekonomian masyarakat akan menjadi lancar dan terjadi bangkitan di beberapa wilayah yang dilintasi jalur kereta api selain itu kemacetan bisa teratasi karena volume pengguna kendaraan pribadi yang beralih ke kereta api serta angka fatalitas kecelakaan menurun," papar Abdullah ketika saya hubungi 29 April 2025.

Sebagai catatan Pemerintah Kolonial membangun jalur kereta api Bandung-Ciwidey maupun Bandung-Pengandaran lebih untuk kepentingan onderneming Jalur sepur Bandung-Ciwidey, yaitu mengangkut hasil perkebunan seperti teh.

Namun reaktivasi Bandung-Ciwidey menghadapi tantangan, karena ada bagian dari jalur kereta api yang tidak aktif sudah ada didirikan pemukiman. Bahkan sudah ada yang lima belas tahun tinggal.  Tentunya bukan hal memindahkan warga yang sudah terlanjur ada.

Baca: Kompas  

Secara keseluruhan realisasi kebijakan ini  sangat ditunggu.  Meskipun bukan hal mudah dan membutuhkan biaya besar, tetapi saya yakin reaktivasi ini bakal berdampak besar.

Irvan Sjafari 

Sumber Foto:  https://koran.pikiran-rakyat.com/news/pr-3039252956/timbul-tenggelam-reaktivasi-kereta 

Foto Kedua: Widya Yustina

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun