Kota Semarang memiliki topografi antara 0,75 meter hingga 348 meter  di atas permukaan laut.  Bagian utara yang disebut Semarang bawah didominasi dataran rendah ini meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Utara dan Genuk ketinggiannya hanya 0.75 meter hingga 90, 56 meter merupakan daerah yang kerap dilanda banjir. Dalam wilayah Semarang Bawah inilah terdapat bagian kota tua, pusat pemerintahan hingga stasiun kereta api.Â
Sumber: PPID Kota Semarang Â
Dengan topografi seperti ini Kota Semarang menghadapi masalah abrasi yang diperparah dengan terjadinya kerusakan hutan mangrove. Â Pemicunya menurut situs Lindungi Hutan adalah maraknya budi daya udang pada dekade 1980-an dan 1990-an, hingga alih fungsi lahan terutama untuk industri
Sumber:Â Lindungi HutanÂ
Menurut situs itu hingga 2009, garis pantai di pesisir Jawa Tengah sepanjang 690,95 kilometer telah mengalami abrasi seluas 5.600 hektar (16%). Â Masalahnya masih ada kerusakan terumbu karang dan lahan bekas galian tambang sekira empat ratus hektar.
Padahal mangrove adalah benteng alami yang tangguh untuk menghadang abrasi. Sejak puluhan tahun lalu sejumlah pihak berpacu dengan waktu melakukan penanaman mangrove dengan harapan bisa menyelamatkan kota Semarang dari bahaya abrasi yang memicu banjir rob, penurunan laut dan intrusi air laut.
Bukan hanya benteng untuk menangkis serangan bencana alam, hutan mangrove adalah rumah bagi sejumlah spesies. Lindungi Hutan mencatat sebanyak 66 spesies burung ditemukan di Pantai Mangunharjo karena adanya hutan mangrove. Â Satwa lain yang berada di hamparan mangrove ini adalah kepiting bakau, ikan gelodok, biawa hingga ular laut.
Berbagai  pihak menyadari hal ini mempertahankan mangrove bukan saja menghijaukan pantai, tetapi juga ujung-ujungnya menyelamatkan umat manusia.
Dalam Jumpa Pers di Cibis Park, Cilandak, Jakarta Selatan pada 22 April 2025, salah satu founder Seasoldier Dinni Septianingrum mengungkapkan pihaknya akan melakukan penanaman sekira sepuluh ribu mangrove di Semarang dan Surabaya. Â Dari jumlah itu separuh di antaranya ditanam di kawasan Semarang Utara.
Dinni menyampaikan kondisi Pulau Jawa terutama pesisir utara berada dalam keadaan kritis dari ancaman abrasi. Â Semarang dipilih karena kota kerap menghadapi banjir rob. Â Bahkan sebetulnya sebagian utara Semarang itu sudah berada di bawah garis laut. Â Bahkan menurut sejarahnya wilayah di mana terdapat kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di laut.