Kalau akhir pekan mungkin bisa diisi acara live music atau menghadirkan semacam layar tancep, tetapi masa di week day juga demikian? Mungkin Pemprov DKI Jakarta punya rencana dan program, kita lihat saja nanti.
Yang saya tunggu sebetulnya ialah Perpustakaan  Nasional di Merdeka Selatan yang buka 24 jam. Karena hanya perpustakaan ini yang memungkinkan buka 24 jam dengan layanan one stop service.
Beberapa tahun lalu pernah buka sekitar 12-13 jam, yaitu antara pukul 9 pagi hingga 9 malam. Â Namun belakangan ini hanya sampai jam 7 malam dan tidak semua layanan. Ada yang sampai jam 4 sore. Â Mungkin terkait soal anggaran.
Kalau harapan saya terkabul, apa sih manfaatnya perpustakaan 24 jam. Yang jelas berguna bagi para mahasiswa dan peneliti yang seang dikejar waktu dan tentunya mereka yang gemar membaca. Â Perpustakaan Nasional punya fasilitas internet menjadi nilai tambah.
Dari pada  di luar ruangan tengah malam di perkotaan  yang udaranya belum tentu sehat-lain ceritanya kalau di gunung- memang lebih sehat kalau di ruangan perpustakaan, termasuk  bagi penderita insomnia. Pengunjung  bisa membaca, bisa menonton film karena Lantai 8 Perpusnas ada koleksi DVD yang bisa diputar di komputer.
Selain itu pengunjung bisa menikmati panorama Jakarta malam hari dari Lantai 24. Jika hujan lebat pasti terlindung dibanding dengan di taman. Jadi hiburan bisa dirancang sendiri oleh pengunjung. Â Sementara bagi mereka yang mau kerja pada shift malam atau tengah malam pun perpusnas bisa jadi alternatif seperti pernah saya tulis:
Baca: Buka Sampai Jam 9 Malam, Perpusnas One Stop ServiceÂ
Pengawasan di perpustakaan lebih mudah dibanding taman. Tentunya juga butuh tambahan personil. Harusnya mereka yang shift kedua atau ketiga gajinya sama dengan shift utama. Â Hanya saja bersedia nggak pemerintah memberikan anggaran? Jadi kalau taman bisa, mengapa tidak dengan perpustakaan?
Irvan Sjafari
https://getlost.id/2021/11/25/asrinya-taman-ayodya-di-jaksel-cocok-untuk-lepas-penat/