Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taman Kota 24 Jam, Mengapa Perpustakaan Tidak?

16 April 2025   10:18 Diperbarui: 16 April 2025   10:18 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Pramono Anung  memastikan tiga taman di kawasan Kebayoran Baru,  Jakarta Selatan, yaitu Taman Leuser, Taman Ayodya dan Taman Langsat buka 24 jam.  Ketiga taman itu dipandang Pramono sebagai strategis karena berada di dekat Gedung ASEAN hingga menjadi ikon Jakarta sebagai ibu kota ASEAN.

Baca: Bakal Beroperasi 24 Jam, Tiga Taman di Jaksel Bakal Direvitalisasi 

Kebijakan ini merupakan salah satu janji kampanye Pramono-Rano, kalau ketiga taman kota 24 jam terealisir, kemungkinan disusul taman lain di Jakarta.  Lalu apa kata warga Jakarta? Tentu ada pro dan kontranya.

Namun saya hanya mengambil pandangan aktivis perlindungan perempuan dan anak  Azimah Subagjo dalam keterangan tertulisnya yang saya terima beberapa waktu lalu. Azimah menyatakan di satu sisi kebijakan ini patut diapresiasi karena membeirkan akses bagi masyarakat ruang publik yang inklusi dan hijau. 

Namun di sisi lain Azimah mengingatkan menyiapkan lebih dahulu keamanan dan keselamatan terutama untuk perempuan dan anak-anak. Ketika jam operasional diperpanjang risiko terjadi pelecehan seksual pada perempuan dan anak semakin besar. 

Selain itu Azimah menyatakan taman berpotensi menjadi tempat mesum pasangan di luar nikah hingga menjadi tempat mabuk-mabukan dan pesta narkoba.  

Saya setuju, bayangan kalau itu terjadi di Tebet Eco Park yang berada di tengah pemukiman, pasti mengganggu warga yang rata-rata agamis di sekitar itu entah di wilayah Kebayoran Baru yang sudah jadi wilayah komersial  atau perumahan elite di sekitarnya.

Itu artinya di taman tersebut ada pos keamanan dengan perangkat satpol PP yang juga bertugas dengan shift tengah malam hingga pagi hari.  Bukan hanya berdiam di pos, tetapi juga berpatroli. 

Mungkin saja pertanyaan dari Azimah ini bisa dijawab oleh Pemprov DKI Jakarta.  Bisa jadi Pramono akan menyiapkan personelnya.  Tentu saja jika banyak taman yang dibuka 24 jam, butuh tenaga yang lebih banyak. Tentu juga lampu penerangan yang harus merata hingga aktivitas yang negatif lebih mudah diketahui. 

Pertanyaan kedua ialah aktivitas di taman setelah lewat tengah malam itu apa?  Di luar akhir pekan, hanya orang yang butuh kartasis atau pelepasan suntuk yang butuh berjalan-jalan di taman, bisa jogging atau berolahraga tengah malam atau sekadar jalan. Atau dibuka microlibrary semacam di taman literasi yang juga 24 jam.  Tapi jelas itu orang yang punya kebiasaan insomnia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun