Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jalan Panjang Manusia Bermukim di Mars, Ini Penelitian Teranyar

1 April 2025   19:55 Diperbarui: 2 April 2025   21:46 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: earth.com

Namun kata penelitian baru berikutnya dari Tim ilmuwan Univeritas Colorado Boulder para astronot pelopot masih menghadapi kendala lain, yaitu paparan debu Mars yang dalam jangka waktu panjang menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan pernafasan hingga penyakit tiroid.  

Sejumlah pakar dari berbagai berbagai bidang ilmu, kedokteran, geologi dan teknik kedirantaraan terlibat dalam penelitian yang dipublikasikan di Jurnal GeoHealth ini.

Namun saja menurut penulis utama penelitian itu Justin Wang dari Universitas California Selatan di los Angeles  bahwa masalah debu bukan bagian berbahaya untuk bermukim di Mars.  

"Debu adalah masalah yang dapat dipecahkan, dan ada baiknya kita berupaya mengembangkan teknologi yang berfokus pada Mars untuk mencegah masalah kesehatan ini sejak awal," ucap Wang dalam situs Universitas Colorado, 31 Maret 2025.

Senyawa-senyawa di dalam debu mengandung  mineral  silikat dan oksida besi, logam seperti berilium dan arsenik, serta golongan senyawa yang sangat berbahaya yang disebut perklorat.

Perkiraan menunjukkan bahwa ukuran rata-rata butiran debu di Mars mungkin hanya 3 mikrometer, atau sekitar sepersepuluh ribu inci.

Memang bahan-bahan tersebut hanya terdapat dalam jumlah sedikit di debu Mars. Namun sambung rekan penulis Brian Hynek, penjelajah manusia pertama di Mars mungkin menghabiskan sekitar satu setengah tahun di permukaan. Secara kuantitas maupun kualitas berisiko terpapar.

Lapisan debu kaya akan partikel-partikel kecil besi, yang memberikan warna merah yang terkenal pada planet ini. Badai debu yang berputar-putar adalah hal yang umum.

"Kemungkinan para pelopor bisa mendaratkan pesawat antariksa di gunung berapi akan menghadapi badai debu setinggi sepuluh meter," tutur Guru Besar Geologi ini.

Dalam penelitian saat ini, Wang dan beberapa rekan mahasiswa kedokterannya di USC meneruskan penelitiannya tentang potensi efek toksikologi dari bahan-bahan dalam debu Mars.

Memang masih membutuhkan jalan panjang untuk menyiapkan jalan menyiapkan Mars sebagai tempat bermukim manusia. Bisa jadi kisah kehidupan di Mars di masa mendatang, namun bisa jadi nyata. Bukankah dulu penjelajahan ke bulan merupakan cerita fiksi Jules Verne pada abad ke 19? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun