Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dokumentasi Pribadi: Review The Brothers Grimm dan Ulasan Sejarah Budaya

10 April 2024   16:30 Diperbarui: 10 April 2024   16:35 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam The Brothers Grimm-Foto: IMDb

Pada 3 November 2005  saya menonton  The Brothers Grimm di sebuah bioskop di Depok. Ulasan film ini saya tulis di diary pada hari yang sama dan pada waktu itu bertepatan dengan Idul Fitri 1 Syawal 1426 H.

Tulisan ini merupakan dokumentasi berikutnya yang saya ungkapkan untuk publik melalui Kompasiana setelah melalui pengeditan.

Review The Brothers Grimm

Film ini berkisah tentang dua bersaudara Jacob dan Will Grimm menaklukan seorang "Ratu Sihir" dari daerah Marbedeen, Jerman yang menggunakan 12 gadis dari desa dekat hutan untuk mendapatkan keabadian.

Jumlahnya harus lengkap dan ritual akan dilakukan pada gerhana bulan.  Ratu itu digambarkan profilnya mirip vampir dikisahkan hidup 500 tahun.


Film ini memadukan semua unsur yang ada dalam dongeng karya Grimm seperti kacang polong ajaib, Kisah Si Mantel Merah yang diculik serigala, kisah Hansel dan Gretel, Putri yang dibangunkan oleh ciuman "Pangeran" di menara dan kodok yang menjadi pangeran.  

Yang menjahitnya menjadi satu cerita sutradara Inggris Terry Gilliam yang saya kenal lewat Brazil (1985) dan 12 Monkeys.  Kedua film ini tergolong surealistik. Jadi wajarlah kalau aroma surealllisme juga terasa dalam The Brothers Grimm, memadukan dongeng dan kenyataan.

Setting sejarahnya pendudukan Prancis di bawah Napoleon di Negeri Jerman. Aroma politiknya tercium ketika seorang jenderal tentara Prancis ingin membongkar kasus hilangnya sejumlah gadis di sebuah desa.

Niatnya bukan karena hendak menolong atau melindungi warga desa, tetapi cerita hilangnya para gadis itu bisa membuat wibawa Pemerintah Prancis merosot sebagai superior.

Gilliam membuka cerita dengan pertengkaran antara dua kakak beradik karena salah satu menukarkan kacang polong dengan sapi.  Cerita ditutup dengan kembalinya kedua belas gadis dan penduduk desa menari bersama Grimm bersaudara.

Latar Sejarah Sosial Budaya

Aslinya baik Jacob Grimm (1785-1863) dan William Grimm (1786-1857) lahir di Hanau, sama-sama belajar huku di Marburg.  Keduanya sama-sama mempelajari mitologi, epik agama.  Hanya dalam film disebutkan Jacob lebih tertarik pada dongeng.

Kakak-beradik ini berkolaborasi menulis cerita anak-anak di antaranya "Kinder Und Haus Munchen" 2 volume antara 1812-1815. Cerita-cerita Grimm bersaudara menekankan sihir, keajaiban, simpati dan komunikasi antara binatang dan manusia, pernikahan antara orang miskin dengan bangsawan.

Bila disimak cerita-ceritanya mengandung  beberapa hal. Pertama, pesan moral berbuat kebajikan bukan saja kepada manusia tetapi juga pada setiap mahluk. 

Kedua, Grimm memungkinkan rakyat jelata menikah dengan bangsawan. Tetapi Grimm tidak mau menggugat kebangsawanan.  Pengaruh Revolusi Prancis tidak tampak pada Grimm.

Cerita-cerita Grimm bersaudara populer di seluruh dunia, antara lain Hansel dan Gretel, Rumpelstiltskin, Putih Salju, Cinderella dan sebagainya.

Ketiga, cerita-cerita Grimm kental dengan nilai patriakinya.  Ini tampak pada Snow White (Putih Salju), Cynderella, Sleeping Beauty laki-laki menyelamatkan Sang Putri dari angkara murka. Dalam cerita-cerita tersebut semua perempuan jahat.

Hal yang harus dikritisi lainnya ialah mengapa juga laki-laki yang bangsawan dan perempuannya rakyat jelata, bukan sebaliknya.  Meskipun demikian Snow White dan Cynderella mengandung kritik bagaimana orang berdarah biru harus bersikap.

Grimm hanya meluruskan dan tidak melihat bangsawan pada masa itu dinilai bersikap sewenang-wenang karena nilai absolut yang digugat dalam Revolusi Prancis.  Namun di sisi lain  Grimm menganjurkan persahabatan menembus batas antar spesies dan kelas sosial.

Irvan Sjafari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun