Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Total Indie di Kota Batu, Ada Bantengan Empu Supo

1 Maret 2024   20:57 Diperbarui: 1 Maret 2024   21:49 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara BTI  29 Februari 2024-Foto: Dokumentasi BTI

Tahukah Anda Jumat Legi bila diterjemahkan dalam Bahasa Inggris? Terjemahannya menurut seorang hawa dari Kota Batu adalah Sweet Friday. Dan itu adalah nama sebuah band indie di Kota Batu, dia adalah vokalisnya.

 Sweet Friday adalah salah satu dari 13 band Indie yang mengisi acara Batu Total Indiependent (BTI), komunitas band indie yang merayakan milad mereka yang ke 15 di Pasar Induk Among Tani, Kota Batu, 29 Februari 2024.

Sweet Friday yang digawangi Zidan (bassist), Zaki (drum), Fano alias Nyong (gitar) dan Yoga (keyboard) tampil paling memikat dengan genre yang mereka sebut sebagai pop keroncong, tetapi terdengarnya lebih modern.

Honey mampu menyanyikan "I Will Fly" dari Ten 2 Five, yang tidak hanya sekadar mencover. Yang juga patut diapresiasi ketika Honey berduet dengan Yoga menyanyikan "Tak Segampang Itu" dari Anggi Marito sebagai sebuah terobosan.  Suara keduanya berpadu secara harmonis.

Namun yang membuat saya harus standing applaus (sayang saya hanya mendengar melalui rekaman Youtube) ketika Honey membawakan "Terlalu Cinta" dari Rossa.

Benar-benar tidak terasa itu lagu Rossa, tetapi lagu milik Honey. Apalagi bagi orang yang tidak akrab dengan lagu pasti mengira ini lagu asli band ini.

Sweet Friday tampil dengan professional. Dia satu-satunya band yang saya dengar memperkenalkan para personilnya kepada penonton dan berkomunikasi dengan akrab dan rendah hati.

Penampil lain adalah Backustik menyanyikan sejumlah lagu di antara cover "Pupus", "Kangen" dari Grup Band Dewa, "Dan Apabila Tak Bersamamu Ku Pastikan" dari Komang-Raim Laode.  Sepintas kental pengaruh Dewa pada band ini.

Yang berani juga memilih genre adalah Turunggo Mudo mencover lagu dari Bondan Prakoso dan Fade2Black bertajuk "Xpressikan", serta "Funchopat" dari Fungky Kopral, dengan gaya ngerap. Penampilan mereka energik.

Step Zero bernuansa rock yang menarik perhatian saya. Band ini juga menarik menyanyikan "I was Alive", lagu ciptaan band itu sendiri "Kisah Singkat".  Sang Vokalis cewek menyanyikan dengan penuh semangat.

Penampil lain ialah Moral-marit, Tahu Brontak, Komunitas90, Ishokuichi, DT Maximal, Scooby  dan sebagainya.

Yang menarik bukan hanya sekadar pertunjukkan musik. Nuansa Kota Batu jadi kental dengan penampilan kesenian Bantengan Empu Supo yang menjadi pembuka acara.

Pegiat Seni Tradisi dari Lingkungan Songgoriti Kelurahan Songgokerto, Kota Batu Udik Arianto mengungkapkan Seni Bantengan adalah merupakan penggabungan seni gerak olah tubuh atau tari dengan kuda-kuda pencak silat.

"Kami sengaja mengusung tradisi untuk mengangkat kearifan lokal sekaligus kesenian tradisi khas kota Batu dalam acara ini," ujar Udik ketika saya hubungi, 1 Maret 2024.

Batengan Empu Supo-Foto: BTI
Batengan Empu Supo-Foto: BTI

Menurut Udik acara tahunan  lebih special karena didukung tata panggung yang luar biasa. Dia berharap  dengan event tahunan ini memicu kreativitas positif anak muda Kota Batu.

Yang paling penting sejarah mencatat bahwa walaupun penduduk Kota Batu hanya 200 ribuan, tetapi geliat band indie tak kalah kreatifnya dan punya potensi luar biasa.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun