Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dokumentasi (1) Selusur Sungai Musi 2015

23 Januari 2022   12:10 Diperbarui: 23 Januari 2022   12:14 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pertempuran Sungai Musi-De beschieting van Palembang, Sumatra, 24 juni 1821, Martinus Schouman

Pada 9 Mei 1821, Panglima Angkatan Darat De Kock meninggalkan Batavia dengan armada 18 kapal perang dan kapal pengangkut berawak 2.600 pelaut, 1.200 di antaranya adalah orang Eropa, sedangkan pasukan berjumlah 1.780 orang. Pada 12 Juni, ekspedisi ini tiba di Plaju dan Pulau Kemaro, yang bersenjata berat dan menghalangi akses ke ibu kota.

Pertempuran sengit di Pulau Kemaro dan sepanjang sungai tempat kekuatan utama pasukan Kesultanan Palembang. Sumber Belanda mengakui efektivitas meriam-meriam dari Kesultanan Palembang.  Fregat Van der Werff di antara kapal Belanda yang terkena tembakan meriam.

Setelah melalui pertempuran sengit pada akhir Juni 1821, Palembang berhasil diduduki Belanda. 

Pada aksi kedua ini  korban di pihak Belanda sebanyak 29 tewas dan 140 luka-luka.  Sumber lain menyebut korban Belanda 95 tewas dan 220 luka-luka dalam aksi kedua. 

Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Ia menghabiskan sisa hidupnya di sana. Badaruddin II wafat pada 26 September 1852.

Sejarah mencatat Kesultanan Palembang dihapuskan pada 1825. Selain Benteng Kuto Besak jejak perang itu adalah Museum Sultan Badaruddin II yang didirikan di atas lokasi reruntuhan keraton. Keraton dihancurkan Belanda pada 1823.


Kawan-kawan TX Travel-Foto: Irvan Sjafari
Kawan-kawan TX Travel-Foto: Irvan Sjafari

Ketika melihat Benteng Kuto Besak tersebut, saya bersyukur bahwa saksi bisu sejarah kota ini masih eksis.  Ketika kami berkunjung benteng itu menjadi kantor Kodam Sriwijaya.

Irvan Sjafari

Tulisan Terkait

Membaca Tiga Sejarah Kota dari Tiga Museum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun