Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kenangan dan Catatan untuk HUT Bandung ke-211

26 September 2021   15:16 Diperbarui: 26 September 2021   15:30 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-alun Bandung 2015-Foto: Irvan Sjafari.

Pada 1970-an kota Bandung masih sejuk (setidaknya hingga era 1980-an),  kalau pagi rasanya malas untuk mandi karena begitu dinginnya. Kalau pun mandi pasti pakai air panas. 

Kalau pun tidak pakai air panas, biasanya saya baru mandi setelah lari pagi dari Cicendo ke Gelanggang Olahraga Padjadjaran ikut berapa putaran kemudian baru kembali.

Hal rutin lain ialah tersedia satu botol susu murni setiap pagi. Itu artinya distribusi susu di kota ini berjalan dengan baik dan teratur.  Waktu kecil saya juga sudah mengenal olahan susu yang disebut Yogust rasanya masam,  namun menyehatkan. Saya juga sudah merasakan dodol susu pada masa itu. 

Belakangan setelah duduk di bangku kuliah, saya baru tahu hal itu terjadi karena  terdapat banyak peternakan susu sapi di sekitar Kota Bandung baik di Lembang, sebelah utara  maupun di Pengalengan sebelah selatan.

Setidaknya terdapat dua koperasi susu yang cukup besar.  Koperasi Peternak Susu Bandung Selatan (KBBS) berdiri pada 1969 dan Koperasi Peternak Susu Bandung Uatra berdiri pada 1971.   

Sementara di kawasan Cimareme,  Padalarang seperti yang dikutip dari Pikiran Rakyat 29 Januari 1974, sudah berdiri pabik susu Ultrajaya dengan sistem sterilisasi dengan produksi 4 ribu liter susu per jam.

Sejarah susu di kota Bandung jauh sebelum itu, pada 1930-an terdapat perusahan Bandoengsche Milk Centrale (BMC) yang didirikan Louis Hirschland dan Van Zijl yang menyerap susu dari 22 peternak sapi perah.

Saya kehilangan susu segar ini sejak 1980-an. Tidak ada lagi yang mengantarkan dengan botol seperti biasa. Mungkin sudah berubah menjadi kemasan dalam kotak dengan mulai berkembangnya produk semacam Ultra, Indomilik.  

Tempat "Hang Out"

Bandung merupakan kota yang indah ketika tidak ada pusat perbelanjaan modern seperti mal. Kalau liburan biasanya diajak hang out oleh ayah dan suami kakak ibu ke alun-alun, sekadar menonton film di Nusantara, Elita atau Dian Teater atau ke kawasan Jalan Merdeka Bandung bersama adik dan kakak ibu saya menonton di Panti Karya.

Bagi saya Panti Karya merupakan bioskop yang unik dengan daya tampung sekitar 200 kursi yang waktu itu baru beroperasi.  Arsitekturnya unik karena punya menara yang menjulang tinggi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun