Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Tengah Malam Jahanam (4) Tamat

17 Agustus 2021   00:04 Diperbarui: 17 Agustus 2021   00:08 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tahura Juanda-Foto: Irvan Sjafari

Aku dan Sundari berpandangan, kontur tanah masih persis sama.  Dudi dan Puti mencolek aku dan kemudian Sundari menunjuk ada jejak kaki besar di samping kami. Tetapi tidak ada yang terlihat.  

"Mereka mengawasi kita," bisik Sundari.

"Atau mengawal kita? Kalau mereka bermaksud jahat, sudah dari kemarin mereka lakukan sesuatu? Ini tidak! Malah mengusir kita dari atap, karena  ada sesuatu yang mengincar kita."

"Betul juga," sahut Sundari.

Kemudian jejak kami itu menghilang. Yang ada hanya dua ekor burung berbulu biru mengkilat yang kemarin kami lihat bertengger, kami diam dan terbang mengikuti kami berjalan.

"Burung-burung itu? Jangan-jangan mereka menyaru jadi burung?" Aku nyeletuk. Sundari tidak menjawab.

Kami  melihat curug omas, tandanya Maribaya sudah dekat. Jembatan masih ada, harusnya nanti bertemu gerbang dan sebelum ini sejumlah rumah makan. Tetapi tidak ada bangunan, sama seperti di sepanjang jalan setapak tidak ada saung.

ilustrasi-Foto: Detik.
ilustrasi-Foto: Detik.

Gerbang Maribaya ada di atas dengan jantung berdebar kami mendaki. Di depan ada Neisia, yang dianggap paling berpengalaman mendaki gunung.  Hari makin terang. Begitu kami tiba di atas bukan Maribaya yang kami lihat, tetapi hutan bambu.  Jelas, tidak mungkin Maribaya diubah begitu saja menjadi konservasi bambu.

"Mengapa bambu?" tanya Dina.

"Dipercaya menghasilkan oksigen dalam jumlah besar," jawab Neisa. "Hutan bambu luas sekali dan siapapun yang menanamnya bermaksud agar tersedia oksigen yang cukup untuk kota Bambu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun