Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bandung 1961, Sejarah Atom Indonesia dari Tamansari

3 April 2018   18:52 Diperbarui: 4 April 2018   02:52 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prof Dr Siwabessy dan Lapan di Serpong-Foto: infonawacita.com

Profesor Siwabessy menjelaskan, pendirian reaktor tersebut langkah pertama Indonesia. Dia menyebutkan, 60 tenaga ahli atom Indonesia mendapat latihan khusus di luar negeri atas biaya IALA. Mereka dikirim ke Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, India,Kanada dan Australia.  

 Proyek atom termasuk dalam rencana lima tahun Pemerintah RI dalam lapangan atom, yaitu:

  1. Pembangunan Reaktor Triga Mark II untuk pendidikan dan penelitian, yang hari  ini (9 April 1961-waktu itu) baru diletakan batu pertamanya oleh Presiden.
  2. Pembangunan "Sub Critical Assembly" di Universitas Gajahmada dalam rangka kerja  sama dengan Pemerintah Uni Soviet.
  3. Pembangunan "Hot Laboratory" untuk Isotop di Pasarminggu, Jakarta, kerja sama  dengan Amerika Serikat.
  4. Pembangunan "Cobalt Source" untuk pertanian di Universitas Gajahmada, Yogyakarta, kerja sama dengan Pemerintah Uni Soviet.
  5. Pembangunan Reaktor Atom IRT 1000 di Serpong, Jakarta dalam rangka kerja sama dengan Uni Soviet.
  6. Pembentukan kader-kader Indonesia dalam lapangan pertambangan bahan-bahan tenaga atom, usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Yugoslavia.
  7. Mobile Radio Isotope Laboratory kepunyaan "International Atomic Energy Agency" didatangkan untuk dipakai dalam pendidikan tenaga ahli kita.

Siwabessy mengungkapkan,  alasan kuat mengapa  Kota Bandung dipilih sebagai sebagai pusat proyek reaktor atom.  Di mata dunia internasional, Bandung telah menoreh sejarah  menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika 1955.  Bandung menyinarkan cahaya perdamaian dunia dan mengajak bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk bekerja keras meninggikan taraf hidup rakyatnya.

Selain itu Bandung mempunyai ITB, sebelum perang  telah menghasilkan pahlawan-pahlawan kemerdekaan.  Dengan adanya reaktor ini,  ITB dapat berjasa melahirkan pahlawan pembangunan tenaga atom bagi umat manusia dan dunia umumnya.

Dia berharap, dari reaktor atom Bandung itu berpencar ahli-ahli atom Indonesia ke seluruh tanah air, menyebarkan manfaat berharga dalam pembangunan .  

Pria bernama lengkap Gerrit Augustinus Siwabessy lahir di Saparua, Maluku 19 Agustus 1914. Alumni NIAS Surabaya mendalami bidang radiologi, kemudian melanjutkan pendidikan ke Inggris di bidang itu.  Siwabessy menunjukkan kiprahnya ketika Amerika Serikat meledakkan bom hydrogen di Kepulauan Marshall, Samudera Pasifik pada 1952.  Soekarno menunjuknya sebagai pimpinan panitya Penyelidikan Radio Aktif dan Tenaga Atom.   

Ong Pik Hok

Dalam kesempatan berbeda, ahli Fisika ITB Profesor Ong Pik Hok menyatakan,  tahap pertama sebetulnya sudah dimulai pada 1958 dengan pembangunan laboratorium Fisika Nuklir dalam Gedung ITB, dengan mendatangkan alat-alat nuklir seharga 18 ribu dollar  AS dengan bantuan Kentucky Contact  Team.

Bahan reaktor tidak membahayakan karena reaktor mempunyai sistem kontrol otomatis elektronis dan mekanis.  Sistem ini akan menghalangi tenaga reaktor naik terlalu cepat atau melampaui batas maksimum 100 kilowatt.

Jika salah satu alat deteksi atau sistem pendingin tidak bekerja, maka reaktor itu akan berhenti atau sama sekali tidak jalan. Kontrol terhadap bahan bakar Triga Mark II selain mengandung uranium, juga mengandung bahan zirconium hydride.

Dengan tipe bahan bakar tersebut, semua batang kontrol dapat dikeluarkan tanpa mengakibatkan bahaya peledakan.  Bahan bakar yang disalurkan hanya dua kilogram uranium 235, selama 5 hingga 10 tahun tidak perlu diganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun