Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bandung 1961, Sejarah Atom Indonesia dari Tamansari

3 April 2018   18:52 Diperbarui: 4 April 2018   02:52 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prof Dr Siwabessy dan Lapan di Serpong-Foto: infonawacita.com

Pelan-pelan  alat berat menurunkan  batu-batu pada lubang yang disediakan,  hampir bersamaan ketika Presiden Soekarno pelan-pelan mengucapkan, "Bismilahirahmanirahim!". Hari itu, Minggu pagi, 9 April 1961,  di depan ribuan mahasiswa ITB, Soekarno memimpin peletakkan batu pertama pembangunan reaktor atom pertama Indonesia, yang dinamakan Triga Mark II,  di kawasan Tamasari,  Bandung.  

Hadir dalam  acara itu sejumlah pejabat, seperti Menteri Perindustrian Rakyat Dr Soeharto, Menteri PTIP Pro Iwa Kusumasumantri, Menteri Perindustrian Dasar Chaerul Saleh, hingga Dirjen Lembaga Tenaga Atom Indonesia Siwabessy.  Duta Besar Amerika Serikat  HP Jones ikut menjadi saksi peristiwa bersejarah itu.

Tempat pembangunan reaktor atom itu berada di dekat Taman Margasatwa, di mana kerap diadakan kontes perkutut , yang pada waktu itu merupakan kegiatan yang cukup banyak penggemarnya di Kota Bandung.  Resminya tanah itu milik pihak Taman Margasatwa, namun diberikan setelah diyakinkan digunakan untuk kepentingan negara.

Soekarno menyindir hal itu dalam pidatonya, yang seperti biasanya berapi-api. Baginya kontes perkutut melemahkan mental orang Indonesia pada zaman yang sedang berubah.  Presiden tidak mengerti mengapa dulu Kotapraja Bandung dan pihak Yayasan Margasatwa tidak berkeberatan atas diselenggarakannya kontes perkutut.

"Dalam peri kehidupan kita harus berfantasi. Kita harus melihat jauh ke muka dan janganlah terkena jiwa perkututisme.  Janganlah  mengadakan lagi kontes perkutut, sebab perbuatan ini berakibat mental kepada rakyat sehingga berjiwa perkututisme, yaitu ajem mentjeti perkutut dengan hidangan air teh panas yang kental.  Kita jangan mandeg, tapi harus terus maju. Apalagi dalam zaman revolusi ruang angkasa sekarang ini dalam revolusi pancamuka..."

Soekarno juga menyampaikan, mahasiswa sekarang jangan sama pengetahuannya dengan mahasiswa masa dia dulu. "Anak sekolah sekarang harus mendapat pelajaran khasiat atom," ujar Soekarno.

Pembangunan reaktor atom itu awalnya mendapat tantangan dari Wali Kota Bandung Prijatnakusumah. Sang Wali Kota khawatir  terhadap keamanan warga Bandung. Dia mengingatkan, riwayat Hirosima dan bahaya radio aktif. 

Dia meminta jaminan keamanan tertulis.  Prijatna baru member izin setelah mendapat laporan berkaitan dengan kemampuan maksimum dari reaktor, disertai sejumlah penjelasan para ahli hingga contoh-contoh.

Presiden ITB Profesor Ir Kosasih mengakui ada tantangan ini.  Tetapi menurut dia, lahan ITB terlalu sempit untuk sebuah reaktor.  Sementara untuk mendapatkan lahan lain  kesulitan karena adanya kekhawatiran keamanan warga.

"Mula-mula dipertimbangkan penempatan reaktor dalam kampus ITB. Tetapi karena luas lahan kampus hanya 30 hektare, tidak seperti Universitas Srwijaya yang punya lahan 300 hektare, maka diperlukan lahan lain. Selain itu  ITB berencana membangun akomodasi untuk 800 mahasiswa," ujar Kosasih pada waktu itu.

Siwabessy

Profesor Siwabessy menjelaskan, pendirian reaktor tersebut langkah pertama Indonesia. Dia menyebutkan, 60 tenaga ahli atom Indonesia mendapat latihan khusus di luar negeri atas biaya IALA. Mereka dikirim ke Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, India,Kanada dan Australia.  

 Proyek atom termasuk dalam rencana lima tahun Pemerintah RI dalam lapangan atom, yaitu:

  1. Pembangunan Reaktor Triga Mark II untuk pendidikan dan penelitian, yang hari  ini (9 April 1961-waktu itu) baru diletakan batu pertamanya oleh Presiden.
  2. Pembangunan "Sub Critical Assembly" di Universitas Gajahmada dalam rangka kerja  sama dengan Pemerintah Uni Soviet.
  3. Pembangunan "Hot Laboratory" untuk Isotop di Pasarminggu, Jakarta, kerja sama  dengan Amerika Serikat.
  4. Pembangunan "Cobalt Source" untuk pertanian di Universitas Gajahmada, Yogyakarta, kerja sama dengan Pemerintah Uni Soviet.
  5. Pembangunan Reaktor Atom IRT 1000 di Serpong, Jakarta dalam rangka kerja sama dengan Uni Soviet.
  6. Pembentukan kader-kader Indonesia dalam lapangan pertambangan bahan-bahan tenaga atom, usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Yugoslavia.
  7. Mobile Radio Isotope Laboratory kepunyaan "International Atomic Energy Agency" didatangkan untuk dipakai dalam pendidikan tenaga ahli kita.

Siwabessy mengungkapkan,  alasan kuat mengapa  Kota Bandung dipilih sebagai sebagai pusat proyek reaktor atom.  Di mata dunia internasional, Bandung telah menoreh sejarah  menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika 1955.  Bandung menyinarkan cahaya perdamaian dunia dan mengajak bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk bekerja keras meninggikan taraf hidup rakyatnya.

Selain itu Bandung mempunyai ITB, sebelum perang  telah menghasilkan pahlawan-pahlawan kemerdekaan.  Dengan adanya reaktor ini,  ITB dapat berjasa melahirkan pahlawan pembangunan tenaga atom bagi umat manusia dan dunia umumnya.

Dia berharap, dari reaktor atom Bandung itu berpencar ahli-ahli atom Indonesia ke seluruh tanah air, menyebarkan manfaat berharga dalam pembangunan .  

Pria bernama lengkap Gerrit Augustinus Siwabessy lahir di Saparua, Maluku 19 Agustus 1914. Alumni NIAS Surabaya mendalami bidang radiologi, kemudian melanjutkan pendidikan ke Inggris di bidang itu.  Siwabessy menunjukkan kiprahnya ketika Amerika Serikat meledakkan bom hydrogen di Kepulauan Marshall, Samudera Pasifik pada 1952.  Soekarno menunjuknya sebagai pimpinan panitya Penyelidikan Radio Aktif dan Tenaga Atom.   

Ong Pik Hok

Dalam kesempatan berbeda, ahli Fisika ITB Profesor Ong Pik Hok menyatakan,  tahap pertama sebetulnya sudah dimulai pada 1958 dengan pembangunan laboratorium Fisika Nuklir dalam Gedung ITB, dengan mendatangkan alat-alat nuklir seharga 18 ribu dollar  AS dengan bantuan Kentucky Contact  Team.

Bahan reaktor tidak membahayakan karena reaktor mempunyai sistem kontrol otomatis elektronis dan mekanis.  Sistem ini akan menghalangi tenaga reaktor naik terlalu cepat atau melampaui batas maksimum 100 kilowatt.

Jika salah satu alat deteksi atau sistem pendingin tidak bekerja, maka reaktor itu akan berhenti atau sama sekali tidak jalan. Kontrol terhadap bahan bakar Triga Mark II selain mengandung uranium, juga mengandung bahan zirconium hydride.

Dengan tipe bahan bakar tersebut, semua batang kontrol dapat dikeluarkan tanpa mengakibatkan bahaya peledakan.  Bahan bakar yang disalurkan hanya dua kilogram uranium 235, selama 5 hingga 10 tahun tidak perlu diganti.

Menurut Ong, negara-negara Asia-Afrika yang sudah mempunyai reaktor atom, di anataranya Kongo, Vietnam dan Jepang.

Ahli fisika dari AS Profesor RE Alexander dalam konferensi pers mengatakan hal yang senada.  Diungkapkannya, adanya reaktor tidak akan membahayakan masyarakat sekitar.

  1. Reaktor kecil jadi jumlah radio aktif tidak cukup membahayakan warga Bandung, jika terjadi kebakaran atau gempa bumi
  2. Bahan bakar yang digunaan adalah suatu paduan logam dengan seketika mendorong reaktor ke daya normal, jika ada kebakaran atau kelalaian operator
  3. Peledakan inti yang berasal dari bahan secara fisika tidak mungkin
  4. Perlindungan permanen yang ada membuat para pegawai bekerja di reaktor dengan aman
  5. Kerja reaktor tidak menimbulkan persoalan sisa radio aktif yang dapat menyulitkan.

Duta Besar AS Howard  P Jones menyatakan, peletakkan batu pertama ini merupakan suatu muka baru dalam kerja sama Indonesia-Amerika Serikat, yang meliputi berbagai bidang.  Hingga April 1961 sekitar 20 sarjana menuntut ilmu  dalam bidang tenaga atom di AS.

"Ini merupakan hasrat keras AS untuk membantu Indonesia dalam zaman atom untuk maksud damai, pada zaman berkaitan dengan rahasia alam yang paling mendalam," kata Jones.

Irvan Syafari

Sumber Primer:

Antara, 7 April 1961, 8 April 1961, 9 April 1961, 10 April 1961
Pikiran Rakjat,  7 April 1961, 8 April 1961, 10 April 1961

Sumber Sekunder

Detik Health, 30 Agustus 1914 "100 Tahun Prof Siwabessy: Bapak Atom Indonesia Perintis Cikal Bakal BPJS:.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun