Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1961, Ebet Kadarusman "Go Internasional", Solidaritas Korban Banjir

31 Januari 2018   00:28 Diperbarui: 31 Januari 2018   09:53 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bulan puasa Maret 1961 setelah menghadapi krisis tekstil dan semen, warga Bandung dikejutkan dengan dikuranginya alokasi bensin sebanyak 40 persen. Biasanya pompa bensin di kota ini mendapatkan jatah 25 ton liter dikurangi menjadi 10 hingga 15 ton.  Akibatnya pemilik kendaraan menginap di pompa bensin menunggu giliran.

Idul Fitri jatuh pada 18-19 Maret 1961.  Atraksi hiburan digelar di Situ Aksan menghadirkan Orkes Irama Murni, reog dan pertunjukkan sulap dan akrobat.

Bencana Banjir

Setelah sejumlah daerah di Jawa Barat dilanda banjir Januari 1961, pada pertengahan Februari sebanyak 13 kampung dalam Kota Bandung terendam air.  Kawasan itu dihuni sekitar 10 ribu penduduk. Pikiran Rakjat edisi 16 Februari 1961 menyebut bajir ini yang terbesar kedua dalam 40 tahun terakhir akibat meluapnya Kali Cikapundung.

Solidaritas sosial warga Bandung pada masa itu luar biasa.  Beberapa hari setelah bencana wakil-wakil dari 36 organisasi perempuan dipimpin isteri Gubernur Mashudi mengadakan kunjungan ke derah-daerah banjir di Balubur, Taman Sari, Kebun Cukut, Suniaraja, Banceui, Cibeuncing, Cicendo, Babakan Ciamis, Gang Affandi.

Jawatan Kesehatan Bandung mengadakan suntikan Kotipa, semntara Jawatan Sosial membagikan 400 gram beras dan uang Rp2,50 per satu jiwa selama tiga hari berturut-turut. Wali Kota Bandung Prijatna Kusumah memerintahkan kepada para wedana untuk mengurus pembagian sumbangan. 


Untuk meringankan beban korban bencana banjir di Jawa Barat Utara dan Bandung Harian Pikiran Rakjat membuka Tjelengan Nina menampung sumbangan dari warga Jawa Barat dan Bandung khususnya.  Dalam 27 hari (23 Februari 1961)  terkumpul sumbangan Rp1.750.000 dari sekitar 1250 penyumbang.  

Di antara mereka yang menyumbang terdapat para siswa Sekolah Mode Rita patungan hingga mengumpulkan Rp280, Pendidikan Vak Tenik Radio Detroit Rp95,45, Mang Barnas Penjual dodol Garut di Pasar Baru Rp50.

Wajah Pangdam Siliwangi Ibrahim Adjie tampak tertengun ketika wakil Pikiran Rakjat menyerahkan sumbangan yang terkumpul pada akhir Februari 1961.  Pada hari ke 32 terkumpul Rp1.795.000 dari lebih dari 1500 penyumbang. "Saya terharu," ucapnya.

 Irvan Sjafari

Sumber Primer:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun