Nanda memperhatikannya dengan takjub. Alif memberikannya minumannya. Dia langsung meneguknya. Ahmady dan anak buahnya juga dapat minuman.
“Nanda ini ..”
Tetapi Zahra sudah menyambarnya. “Zahra bidadarinya Alif!”
Nanda ingin pingsan. Namun ia lebih ingin merasa pingsan lagi ketika melihat Harum Mawar turun dari kendaraan semut dan langsung bersalaman dengan Rahmi.
“Akhirnya kita kumpul,” cetusnya berpelukan. “Sayangnya Vita, nggak di sini.”
“Perhatian! Para tamu nanti kumpul ke rumah mahkota. Di sana akan ditentukan tinggal di mana. Yang gugur akan diurus . Para tahanan akan dibawa ke luar portal bersama para penyusup hidup lainnya. Segera!” Irwan Prayitna berwibawa.
Ahmady dan anak buahnya tercengang dengan santainya empat serdadu semut meniupkan serbuk ke wajah serdadu lawan yang menyerah dan mereka rubuh tertidur. Begitu juga yang luka-luka.
“Tenang kolega, mereka yang luka tetap dirawat. Tetapi tidak diterima di tempat ini,” bisik Irwan.
(BERSAMBUNG)
Irvan Sjafari