Mohon tunggu...
Nafian Faiz
Nafian Faiz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membangun Komunitas

Hidup bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membumikan Program Inletku Bersih

13 Oktober 2022   16:17 Diperbarui: 13 Oktober 2022   16:20 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung) Ke ke 24 pada tanggal 8 Oktober 2022 di hadapan ribuan anggota P3UW Lampung dan segenap hadirin tamu undangan lainnya, Ketua P3UW Lampung, Suratman mencanangkan dua program, yakni : 'Sentralisasi Investasi 1000 dan Sterilisasi Saluran Pasok'.

Pada pada tulisan ini, saya mencoba membahas lebih jauh tentang program sterilisasi inlet yang mana pada saat momen HUT P3UW Lampung kemeren itu, Ketua P3UW Lampung, Suratman menyebutnya dengan program 'INLETKU BERSIH'.

Inlet adalah penyebutan yang sudah umum bagi masyarakat Dipasena, Rawajitu Timur, terhadap saluran pasok, yakni berupa hamparan ratusan kilo meter kanal-kanal buatan sebagai tempat mengalirkan air bersih dan berkwalitas dari laut untuk kebutuhan budidaya udang para petambak Dipasena.

Saluran inlet dalam pembuatannya dirancang bebas aktivitas manusia, baik itu menjaring, menjala, memancing dan lain sebagainya, semua biota hidup pada salurana kanal tersebut harus bebas, tidak boleh diganggu, terlebih dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dengan alasan apapun. 

Sebab faktor utama Keberhasilan dan kegagalan budiaya udang tergantung betul dengan kondisi perairan saluran inlet ini. 

Masalah menjaga inletku bersih ini bukanlah perkara baru, pada zaman dulu kala sudah menjadi hukum bersama "Haram" beraktivitas di inlet, tapi sejak era kemandirian petambak Dipasena, saat tidak ada lagi sistem kemitraan Inti Plasma, inlet mulai dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk kepentingan pribadi dan keluarganya tanpa memikirkan kerugian seluruh masyarakat Dipasena yang menggantungkan kehidupan dari hasil budidaya udang.

Selama ini bukan tidak ada aturan, bukan tidak ada tindakan, bukan tidak ada sangsi dan hukuman, bukan berarti juga tidak ada pendekatan, semua sudah pernah dilakukan, tapi faktanya sampai sekarang masih saja orang yang mencari kehidupan di saluran inlet, dengan segala alasan pembenarannya. 

Sudah seharusnya faktor-faktor kegagalan dalam penanganan selama ini harusnya menjadi bahan kajian dan evaluasi.

Kegagalan mewujudkan program Inletku Bersih, berarti pertanda kegagalan rencana merevitalisasi pertambakan secara mandiri dengan menggunakan dana investasi 1000. sebab program swadaya investasi 1000 tergantung betul dengan hasil produksi.

Karena itu segenap pengurus P3UW Lampung harus mulai fokus dan serius dalam menyusun konsep program tindak lanjut dari pencanangan Inletku Bersih, ini tidak bisa hanya dilakukan secara sporadis dan sektoral, tapi harus secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak dan elemen masyarakat, baik dari pemerintahan kampung, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, pendakwah, pendidik, pelaku usaha juga para pemodal.

Apa yang akan dilakukan tidak lagi dengan cara-cara yang biasa, termasuk membuat efek jera pagi para pelaku, tapi lebih dari itu bagaimana membumikan program tersebut menjadi sebuah GERAKAN KESADARAN masyarakat terhadap pentingnya Inletku Bersih.

Kegagalan mewujudkan program Inletku Bersih, berarti pertanda kegagalan rencana merevitalisasi pertambakan secara mandiri dengan menggunakan dana investasi 1000. 

Sebab program swadaya investasi 1000 tergantung betul dengan hasil produksi, Kegagalan mewujudkan program Inletku Bersih akan dilihat oleh anggota P3UW Lampung tak lebih hanya sebagai pemanis bibir saat pidato di atas panggung belaka.

Sebagi penutup tulisan ini saya mengutip apa yang telah ditulis dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi, Nabi SAW bersabda,

"Kemungkaran adalah bagaikan suatu kaum yang berundi dalam sebuah perahu. Nantinya, ada sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah perahu tersebut. Yang berada di bagian bawah ketika ingin mengambil air, tentu dia harus melewati orang-orang di atasnya.

Mereka berkata, "Andai kata kita membuat lubang saja sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.

"Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu."(HR Imam Bukhari no. 2493).

Terimakasih.

Dipasena, Kamis 13/10/2022.

Nafian Faiz.

Dewan Pengawas P3UW Lampung 2019-2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun