Mohon tunggu...
Wywyk Junya Vevya
Wywyk Junya Vevya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sastra dalam Cerita Rakyat "Si Lancang Anak Durhaka"

18 Desember 2022   20:53 Diperbarui: 18 Desember 2022   20:55 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Identitas Buku

Judul buku                  : Cerita Rakyat (Buluh Perindu) "Si Lancang Anak Durhaka"

Penulis buku              : Abd. Riva'i-t, BA, DKK

Penerbit                       : CV. Bahana Mestika Karya Pekanbaru

Tahun terbit              : 1999

Jumlah halama         : 22 halaman


Sinopsis Cerita Rakyat Si Lancang Anak Durhaka

            Bila kita berkunjung ke Dusun Sempang, Desa Teratak, Kecamatan Kampar, di sana akan kita temukan sebuah danau yang populer disebut orang Danau Lancang. Nama danau ini berasal dari kisah Si Lancang Anak Durhaka. Konon kabarnya sampai tahun 50-an, masih dapat dilihat tiang perahu Si Lancang di danau ini begitupun sebelum tahun 50-an menurut penduduk yang berada di daerah sekitar danau Lancang itu, orang yang akan kenduri masih dapat meminjam barang pecah belah dari makhluk gaib penghuni Danau Lancang itu.

            Adapun kisah Si Lancang tersebut ialah seperti yang dituturkan orang sebagai berikut :

            Di zaman bahari, ratusan tahun yang silam di sebuah negeri yang bernama Koto Tinggi, Rumblo, hiduplah sepasang suami istri dengan rukun. Mereka mendiami lahan dengan sebuah gubuk sederhana di tepi kampung. Kendati mereka hidup miskin, mereka bahagia, apalagi Gadi Pekek sang istri telah pula hamil.

            Kebahagaian mereka tak berlangsung lama. Setelah tiga bulan usia kehamilan Gadi Pekek, tiba-tiba sang suami jatuh sakit. Telah beberapa orang dukun datang mengobat penyakitnya tak kunjung sembuh malah makin bertambah parah juga. Mujur yang tak dapat diraih, malang yang tak dapat ditolak sang suami pun meninggal dunia. Tinggallah Gadi Pekek hanyut, dalam kedukaan yang dalam. Berhari-hari ia bermenung saja. Terkadang menangis sepanjang hari meratapi nasibnya yang malang ditinggal sang suami tercinta.

            Hari berganti hari, bulan berganti bulan ....

            Kandungan Gadi Pekek semakin besar. Sampai bulannya, ia pun melahirkan. Lahirlah seorang anak lelaki yang diberinya nama Lancang.

Kelebihan buku :

            Buku ini becerita tentang seorang anak bernama Si Lancang yang tinggal di Kawasan Kampar, Riau. Setelah merantau dan menjadi orang kaya si Lancang menjadi anak yang durhaka kepada ibunya sehingga mendapatkan hukuman yang setimpal dari Allah.

Adapun kelebihan yang terdapat dalam buku ini sebagai berikut :

Nilai Moral Cerita Rakyat "Si Lancang Anak Durhaka"

1. Tolong menolong : "Besok harinya Lancang bersama temannya Lembe telah berjalan tertengkak-tengkak menuju tempat orang kampung bekerja. Ada yang memalu, ada yang mencangkul meratakan tanah, ada yang menggali lubang dan ada yang memotong bambu. Hiruk pikuk terdengar suara mereka bekerja, orang kampung terlihat gembira bekerja sama. Terlihat Datuk Penghulu Paduko Sutan dan Dubalang Banjar memberikan petunjuk dan pengarahan".

Terdapat pada halaman : 86

2. Murah hati : "Sebenarnya dua hari yang lalu Lancang bersama Datuk Penghulu Paduko Sutan telah menemui Nakhoda Perahu Layar yang bernama Nakodo Belok untuk minta izin agar Lancang dapat ikut berlayar bersama perahu itu. Nakhoda yang baik hati itu mengizinkannya, itulah makanya pagi ini Lancang dan Maknya telah bersiap-siap".

Terdapat pada halaman : 91

3. Kesombongan : "Setelah Lancang memenuhi semua keinginannya, ia merasa puas. Ia akan dapat dengan bangga memperlihatkan kepada orang-orang di negeri Koto Tinggi yang pernah menganggap rendah dirinya, bahwa ia sekarang tak pantas lagi dihina, bahkan ia berniat semua orang di kampungnya akan tunduk dan menyembah kepadanya. Ia mulai lupa niatnya semula, yaitu untuk membahagiakan maknya dengan harta kekayaan".

Terdapat pada halaman : 96

4. Kebajikan : "Lancang semakin malu, tiba-tiba ia marah kepada maknya. Hai, orang tua!, sampah apa yang engkau bawa padaku. Engkau kira aku bisa makan sampah seperti itu?, tampik si Lancang merasa malu".

Terdapat pada halaman : 99

5. Selain itu, terdapat beberapa ilustrasi yang menarik untuk membantu, memperjelas isi bacaan dan menambah minat para pembaca.

6. Kemudian, di dalam cerita rakyat ini menggunakan alur maju. Mengapa? Karena serangkaian peristiwa diceritakan dari awal hingga akhir. Dimulai dengan menceritakan masa kecil Si Lancang sampai tumbuh dewasa dan menghadapi berbagai macam konflik selama hidupnya. Oleh karena itu, para pembaca mudah memahami isi bacaan dengan baik.

Kekurangan buku :

Menurut saya, penggunaan tanda baca dalam buku ini kurang tepat. Hal ini bisa menyebabkan para pembaca kebingungan atau bahkan sulit untuk memahami isi dalam cerita tersebut.

Amanat :

            Amanat yang dapat di petik dalam cerita "Si Lancang Anak Durhaka", yaitu jangan sesekali kita menjadi seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tua, terutama ibu. Ibu yang telah melahirkan hingga mendidik kita dengan penuh kesabaran sampai saat ini. Oleh karena itu, sayangilah ibu sebagaimana ia menyayangi kita. Selain itu, hendaklah jika berjanji jangan pada saat merasa bahagia saja. Tetapi, berjanjilah sesuai dengan pikiran dan hati agar janji tersebut tidak mudah diingkari begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun