Mohon tunggu...
Wywyk Junya Vevya
Wywyk Junya Vevya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sastra dalam Cerita Rakyat "Si Lancang Anak Durhaka"

18 Desember 2022   20:53 Diperbarui: 18 Desember 2022   20:55 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Hari berganti hari, bulan berganti bulan ....

            Kandungan Gadi Pekek semakin besar. Sampai bulannya, ia pun melahirkan. Lahirlah seorang anak lelaki yang diberinya nama Lancang.

Kelebihan buku :

            Buku ini becerita tentang seorang anak bernama Si Lancang yang tinggal di Kawasan Kampar, Riau. Setelah merantau dan menjadi orang kaya si Lancang menjadi anak yang durhaka kepada ibunya sehingga mendapatkan hukuman yang setimpal dari Allah.

Adapun kelebihan yang terdapat dalam buku ini sebagai berikut :

Nilai Moral Cerita Rakyat "Si Lancang Anak Durhaka"

1. Tolong menolong : "Besok harinya Lancang bersama temannya Lembe telah berjalan tertengkak-tengkak menuju tempat orang kampung bekerja. Ada yang memalu, ada yang mencangkul meratakan tanah, ada yang menggali lubang dan ada yang memotong bambu. Hiruk pikuk terdengar suara mereka bekerja, orang kampung terlihat gembira bekerja sama. Terlihat Datuk Penghulu Paduko Sutan dan Dubalang Banjar memberikan petunjuk dan pengarahan".

Terdapat pada halaman : 86

2. Murah hati : "Sebenarnya dua hari yang lalu Lancang bersama Datuk Penghulu Paduko Sutan telah menemui Nakhoda Perahu Layar yang bernama Nakodo Belok untuk minta izin agar Lancang dapat ikut berlayar bersama perahu itu. Nakhoda yang baik hati itu mengizinkannya, itulah makanya pagi ini Lancang dan Maknya telah bersiap-siap".

Terdapat pada halaman : 91

3. Kesombongan : "Setelah Lancang memenuhi semua keinginannya, ia merasa puas. Ia akan dapat dengan bangga memperlihatkan kepada orang-orang di negeri Koto Tinggi yang pernah menganggap rendah dirinya, bahwa ia sekarang tak pantas lagi dihina, bahkan ia berniat semua orang di kampungnya akan tunduk dan menyembah kepadanya. Ia mulai lupa niatnya semula, yaitu untuk membahagiakan maknya dengan harta kekayaan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun