Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Warisan Heteronormatif

13 Maret 2017   12:25 Diperbarui: 17 Maret 2017   08:00 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Heteronormatif merupakan pandangan masyarakat bahwa kodratnya (mutlak) bahwa pasangan adalah antara laki-laki dan perempuan. Pandangan heteronormatif melihat dan memisahkan beberapa sifat ke dalam dua kelompok gender, yakni maskulin dan feminin. Heteronormatif memberi pandangan kepada individu yang mengadopsi pandangan ini bahwa laki-laki haruslah maskulin, dan perempuan haruslah feminin. Maskulin mencakup: gagah, pekerja keras, kuat, rasional. Feminin mencakup: pengasih, lemah-lembut, URT (urusan rumah tangga), emosional. 

Setiap individu merupakan pribadi yang unik, memiliki ciri fisik maupun personalitas yang beragam. Namun, oleh pandangan heteronormatif keunikan yang alami ini menjadi hilang. Pandangan heteronormatif menolak adanya penyimpangan sifat maskulin pada seseorang yang lahir dengan jenis kelamin laki-laki, ataupun "ketidak-hadiran" sifat feminin pada diri seseorang dengan jenis kelamin perempuan. Pandangan ini terus saja direproduksi dengan tetap sama seperti pada mulanya. 

Dalam pandangan ini merupakan hal yang tidak normal bila: 

  1. seorang pria lemah-lembut (kemayu)
  2. seorang pria mengerjakan pekerjaan rumah tangga 
  3. seorang pria berdandan
  4. seorang wanita melakukan pekerjaan keras/kasar 
  5. seorang wanita berkarir 

Imbas dari tekanan dan tatapan pandangan heteronormatif membuat seseorang yang alaminya bertindak seperti X, harus melakukan fittingdengan pandangan yang dipakai masyarakat ini agar mereka tidak tergilas dan terinjak oleh ganasnya dunia sosial yang kolot". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun