Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia Manusia, Memanusiakan Kasir

12 Juli 2018   03:56 Diperbarui: 12 Juli 2018   04:09 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dnaindia.com

Teknologi semakin maju, tapi kenapa kemanusiaannya justru mundur...

Saya sering merasa miris ketika berada di modern market, baik itu supermarket maupun minimarket. Ketika kasir menanyakan "apakah ada uang pas?", "kembalinya mau didonasikan?", "ada tambahan lagi?", "nggak beli dua aja pak/bu/kak ada potongan 2 ribu?", sejauh dan sebanyak yang saya lihat seolah kasir itu tidak ada bagi mereka.

Perlu kita ketahui bahwa kasir-kasir ini sudah di-training sebelum resmi bekerja sebagai kasir oleh perusahaannya. Mereka akan memberi ucapan selamat datang secara otomatis yang bahkan mungkin tanpa mereka sadari lagi ucapan selamat datang itu terucap begitu saja dari mulut mereka.

Di sini saja mereka sudah terlihat seperti robot dengan sensor super canggih.

Lanjut ke meja kasir ketika transaksi pembayaran. Kasir umumnya akan menanyakan apakah kita ada tambahan, hingga menawarkan promo produk yang ada kepada kita. Ini juga merupakan bagian dari SOP kerja kasir di modern market. Yah, dicuekin sih sepertinya sudah biasa dialami oleh para kasir ini. Mereka mungkin tidak merasa masalah dengan dicuekin seperti itu. Toh itu juga merekanya sudah disetting oleh perusahaan ketika training bahwa mereka harus senantiasa menawarkan promo yang ada.

Namun, apakah susah untuk menjawab "nggak ada" atau "ini aja" ketika mereka menanyakan "ada tambahan lainnya?"

Apakah kita rugi untuk mambalas pertanyaan para kasir ketika mereka bertanya "kembalinya mau donasi?" dengan "ya" atau "tidak"

Apakah mereka nggak punya perasaan sampai didiamkan ketika mereka menawarkan promo yang ada? Padahal kita tinggal balas "nggak mbak/mas", "nggak dulu", atau sekedar menggelengkan kepala dengan sedikit menyimpulkan senyum. Sulit, kah?

Kalau kalian pernah nonton video tentang para pelayan di restoran atau rumah makan yang mereka merasa sangat tertolong dengan pelanggan yang merapikan meja makan setelah selesai makan, hal ini juga dapat berlaku terhadap para kasir. Sudahlah mereka di-training menjadi manusia setengah robot, apakah kita harus membuat mereka benar-benar menjadi robot?

Tidak sulit kok mengucapkan "terimakasih" ketika selesai bertransaksi.

Mereka pasti juga ada merasa "ada" sebagai "manusia" dengan kita juga memberi respon sebagaimana kita berkomunikasi dengan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun