Menyimak kisruh manajemen PBSI yang memperlihatkan perebutan kursi ketua umum antara pejabat teras negeri ini dan mantan atlet bulutangkis kelas dunia, penulis berpendapat setuju bila suatu jabatan dapat dijabat oleh ahlinya dan mengenal dengan baik organisasi yang dipimpinnya, yang terpenting sekarang adalah action untuk menemukan talenta atlet-atlet bulutangkis dari ratusan juta penduduknya yang sempat merajai perbulutangkisan dunia. Penulis memperhatikan 2 turnamen bulutangkis terakhir di jagat ini yaitu China Masters dan Japan Open, kemajuan tidak hanya diperlihatkan atlet-atlet bulutangkis dari raksasa bulutangkis seperti China, Korea dan Denmark saja. Dalam China Masters, walaupun mereka berhasil menyapu bersih semua gelar, pemain-pemain China dibuat pontang-panting menghadapi pemain-pemain di luar negara yang penulis sebutkan di atas. Sementara hasil nol besar untuk negara kita. Begitu pula pada Japan Open yang diboikot pemain China akibat konflik politik kedua negara, Indonesia tetap tak dapat berbicara banyak, sampai tulisan ini diturunkan, Indonesia hanya berhasil menempatkan finalis pada ganda campuran, semoga mereka dapat menyumbangkan gelar untuk Indonesia.
Kemajuan yang sempat penulis perhatikan adalah antara lain :
Malaysia sudah memperlihatkan Chong Wei Feng sebagai generasi penerus Lee Chong Wei, Hongkong dengan Hu Yun pada tunggal putra, India dengan Ajay Jayaram dan Sourabh Varma pada tunggal putra serta Sindhu pada tunggal putri. Thailand dengan Boonsak Poonsana pada tunggal putra dan Sapsiree Taerattanachai serta Ratchanok Intanon. Bahkan kemajuan signifikan Thailand tidak diperlihatkan pada sektor tunggal saja, pada sektor ganda pun mereka cukup menyulitkan lawan-lawannya yang notabene kelas dunia. Jepang juga demikian, mereka semakin memperlihatkan bahwa mereka bukan hanya bisa memproduksi raket saja tapi bisa mengimbangi dengan prestasi.
Bangkitlah prestasi bulutangkis bangsaku, jangan biarkan prestasi kita tertinggal oleh negara yang dulu tidak pernah kita perhitungkan sama sekali. Dari Denmark, Malaysia, Korea dan China saja jauh tertinggal regenerasinya, jangan sampai tertinggal jauh dari negara lainnya. Ayo kita bisa.