Mohon tunggu...
Junaidi Husin
Junaidi Husin Mohon Tunggu... Guru - Aku menulis karena aku tidak pandai dalam menulis. Juned

Gagasan seorang penulis adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya. John Garder

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menyikapi Permasalahan dan Memilih Untuk Bertahan

2 Februari 2024   07:02 Diperbarui: 2 Februari 2024   07:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Kedua, selalu bersikap terbuka terhadap pasangan sekecil apapun itu, agar pasangan tidak merasa kehadiranya tidak dipandang sebela mata. Juga saling menguatkan, seperti dukungan dan apresiasi dapat menimbulkan percaya diri dengan begitu pasangan akan merasa memiliki patrner dan tidak merasa diacuhkan, maka masalah bisa saja diatasi.

Ketiga, jika ada permasalahan yang amat pelik, maka cobalah merubah pola pikir, seperti jangan menganggap masalah itu suatu momok menakutkan, namun hadapi dengan berpikir positif, seperti berpikir masalah itu akan membawa kebaikan, jika sudah berpikir seperti itu insyallah kita akan lebih tenang dalam mengahadapinya. Bukankah Allah selalu bersama prasangka kita ?.

Keempat, jangan saling mensalahkan dan memojokkan, jangan merasa diri paling benar sendiri. Sebab, ego yang lebih ditonjolkan dalam menyikapi permasalahan hanya akan melahirkan permasalahan baru, alih-alih menyelasaikan masalah malah akan bertambah lebih rumit.

Kelima, jangan lari dari masalah (putus asa) sekuat apapun dihindari jika itu takdirnya, maka siap tidak siap akan dirasakan, maka hadapi saja. Tanamkan dalam hati dengan penuh keyakinan bahwa setiap permasalahan bisa dilalui dan ada solusinya, dengan tetap berhusnuzhan bahwa masalah tersebut di atas kemampuan kita. Sebagaimana dijelaskan dalam (QS. al-Baqarah: 286).

Keenam, meyakini berbagai permasalahan baik kekecewaan dari pasangan, maupun permasalahan itu datang dari luar rumah tangga seperti yang penulis singgung di atas, semuanya sudah menjadi ketetapan Allah walau terkadang disebabkan ulah tangan sendiri, walaupun begitu tetap pasrahkan kepada Tuhan dalam menghadapinya.

Kendati demikian, dengan berbagai solusi dalam menyikapi permasalahan tersebut sebagaimana telah diuraikan di atas, baiknya juga jangan melupakan komitmen bersama pada awal hendak melakukan pernikahan itu.

Komitmen pada pernikahan menurut pemahaman penulis, adalah memegang teguh janji suci, seberat apapun masalahnya tetap berusaha hindari perpisahan atau jika pasangan hendak melompat dari biduk karena sulitnya pelayaran, semampunya tetap tahan dan jangan lepaskan  serta selalu berikan harapan.

Tidak kalah penting juga, jangan memahami dan memaknai ujian yang konotasinya hanya pada masalah yang bersifat seperti duka, kecewa, dan sengsarah saja. Suka dan bahagia dalam rumah tangga juga termasuk ujian, seperti yang dijelaskan dalam (QS. al-Abiya: 35). Lagipula ujian yang lebih berat itu adalah kesenangan.

Biasanya orang akan ingat pada Tuhan ketika berduka, namun lupa padaNya disaat suka bahkan terhadap keluargapun begitu, dan ini banyak terjadi. Padahal manifestasi dari ujian itu semua, seberapa jauh kita bersyukur ketika keadaan bahagia dan bersabar dalam keadaan kecewa.

Baiknya pernikahan yang tak seindah ijab qabul menurut pandangan sebagian orang itu, dengan berbagai kesedihan dan kekecewaan tersebut, harusnya dijadikan sebab untuk meraih pahalah, serta jadikan sentuhan ruhani yang akan memberikan warna dalam kehidupan berumah tangga. Lagipula bahagia tidak selamanya, kecewapun segera sirna, maka ikhlaskan saja semuanya akan bernilai ibadah. Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun