Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesabaran adalah Penawar Kemarahan

7 November 2022   12:00 Diperbarui: 7 November 2022   12:05 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Marah sudah menjadi makanan sehari-hari ketika ada seseorang berlaku tidak sesuai keinginan atau bahkan ada sesuatu yang membuat diri menjadi tidak nyaman. Namun, haruskah semua hal ditanggapi dengan perasaan marah? Bagaimana caranya supaya tidak marah-marah lagi?

Berikut akan saya uraikan sebuah obat untuk mengatasi kemarahan, yakni kesabaran. Obat ini diuraikan oleh Dagpo Rinpoche dalam sebuah buku berjudul "Kesabaran Penawar Kemarahan" yang didistribusikan oleh Lamrimnesia, sebuah komunitas Buddhis yang menyokong pelestarian Dharma melalui buku.

Kerugian dari Kemarahan

1. Mengakibatkan hancurnya karma baik yang telah dihasilkan.

2. Menetralkan kemampuan karma untuk menghasilkan akibat yang matang sepenuhnya.

3. Menjadikan hidup tidak damai dan rusaknya ketenangan batin.

4. Menyebabkan putusnya hubungan dengan orang lain.

5. Menghilangkan kemampuan merenung dan memahami.

6. Melempar kita pada kelahiran di alam rendah.

Dengan memikirkan dan merenungkan berbagai kerugian dari kemarahan ini semoga bisa memotivasi diri untuk berusaha tidak marah dan menghindarinya.

Akan tetapi, masalah yang muncul dalam setiap aktivitas dapat memicu amarah muncul. Sehingga satu hal yang bisa dilakukan adalah menghadapi masalah dan tetap bersabar. Bahkan saya sendiri masih berusaha untuk melatih kesabaran. Memang tidak mudah untuk bersabar dan sangat sulit melatihnya. Meski begitu, bila dari dalam diri sendiri memiliki niat untuk melatihnya dan konsisten setiap hari, pasti kesabaran bisa menjadi kebiasaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun