***
      "Tapi maaf bapak, ibu dan mas-mas," ucap salah  satu santri putri sambil menghentikan langkah kami semua."
      "Yang boleh masuk ke kamar santri putri hanya ibu saja, bapak dan mas-masnya tunggu di sini dulu, njih , " lanjut santri putri berusaha menjelaskan pada kami semua tentang aturan penjengukan, sambil menunjukkan sebuah ruang tunggu khusus wali santri."
       Kita bertiga mengiyakan ucapan santri putri tersebut, dan membiarkan bulik pergi ke bilik atau kamar Siti. Setelah menunggu cukup lama, tiba-tiba saya melihat bulik, Siti dan Uul berjalan ke arah dimana kami bertiga duduk.
       Betapa senang hatiku ini, sesampainya para kaum hawa mengampiriku . Terutama kehadiran sosok hitam manis yang selalu ceria. Kemudian Uul memulai  mengucapkan salam.
       "Assalamu'alaikum ."
       "Waalaikumussalam."
      "Bagaimana  keadaanmu Sit?.., "tanyaku."
      "Pusing kepalaku, Zak, "jawab Siti."
      Seraya mengusap rambut kepala Siti, bulik berkata, "Yaa Allah, badanmu panas banget ."
      "Sudah diperiksa  belum?"