Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kampung Mataraman Merupakan Destinasi Wisata Desa yang Ikonik

6 Juli 2021   11:00 Diperbarui: 6 Juli 2021   11:20 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Desa Panggungharjo di sebelah utara berbatasan dengan langsung kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata memberikan dampak positif kepada semua pihak yang mau berusaha dengan serius  membranding destinasi wisata  desa yang baru dan ikonik,  hal ini mendorong  geliat kebangkitan ekonomi dari desa ikut meramaikan khasanah wisata desa  dari Yogyakarta.  

Dikarenakan Desa Panggungharjo tidak memiliki bentang alam yang memadai, maka melalui kreativitas dan inovasinya mencoba menemu kenali kembali potensi sumber daya manusia yang dimilikinya oleh Desa Panggungharjo yang dicantolkan dengan nilai-nilai budaya lokal desa.

Dengan menciptakan  sebuah komunitas ekosistem berusaha baru di bawah Badan Usaha Milik Desa Panggung Lestari terciptalah sebuah branded baru bernama  Kampoeng Mataraman. 

Kampoeng  Mataraman adalah sebuah konsep yang terdiri dari dari dua kata yaitu Kampoeng  dan Mataraman. Desa Panggungharjo yang dilewati oleh sumbu imajiner yang terhubung sampai keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terbukti dengan adanya bangunan bersejarah Panggung Krapyak atau Kandang Menjangan (Gedhong Panggung), menguatkan Desa Panggungharjo sebagai bagian dari desa budaya.

Kampoeng berarti komunitas atau ekosistem berusaha. Sedangkan Mataraman berasal dari kata Mataram yang berarti ibu, ibu bumi atau ibumi. Mataram setelah mendapat akhiran an menjadi Mataraman berarti ala/versi.   Mataraman berarti motherland nusantara  (ibu pertiwi/tanah air) tetapi versi Desa Panggungharjo. Kampoeng Mataraman bukanlah tafsir pakem ala Keraton. 

Tanpa dikomando, penduduknya secara bersama-sama melaksanakan kegiatan sosial, budaya dan keagamaan yang dibentuk oleh suatu sistem budaya yang unik dalam memaknai memayu hayuning bawana.

Kehidupan masyarakat dan keluarga petaninya memiliki pola yang natural, agamis, humanis, ramah, humoris dan menyenangkan sehingga edukasi terhadap masyarakat luas  tentang nilai-nilai lokalitas akan mudah diterima. 

Sebagai manusia yang dipilih oleh Allah SWT sebagai kholifah fil ardhi (pemimpin di bumi), diberi tugas untuk mengurusi tiga hal penting yaitu ekologi, ekonomi dan sosial budaya agar tercipta keseimbangan antara hamba Allah SWT dan hamba sosial yang mengharuskan untuk selalu bekerja sama dalam komunitas tertentu, salah satunya adalah komunitas Kampoeng Mataraman.

Dalam perspektif ekologi Kampoeng Mataraman bertugas dalam menjaga kemurnian/kenaturalan tiga unsur yaitu : air, udara dan tanah, dari cemaran atau polusi yang tidak sehat. 

Dalam perspektif  ekonomi Kampoeng Mataraman  bertugas secara kolektif kolegial dalam memberdayakan ekonomi sebagai aktor/ pelaku langsung sebagai karyawan, pemasok bahan baku, dan sebagai mitra usaha, disamping itu Kampoeng Mataraman tidak hanya berorientasi pada profit usaha tetapi berorientasi pada kemanfaatan (benefit).

Dalam perpektif sosial Kampoeng Mataraman harus memiliki rasa keberpihakan kepada kaum rentan, seperti anak yatim, fakir miskin, lansia, perempuan  sebagai kepala rumah tangga, dan penyandang disabilitas (difabel). Dalam perspektif budaya Kampoeng Mataraman bertugas menjaga sandang, pangan dan papan dalam balutan nuansa seni budaya khas kawula alit di pedesaan. Kemudian tiga perspektif tentang Kampoeng Mataraman tersebut di highlight dalam produk usaha wisata kuliner pedesaan ala Desa Panggungharjo, bernama komunitas berusaha baru "Kampoeng Mataraman".

Apa saja yang bisa di highlight dalam branded Kampoeng Mataraman?

Tentunya tidak lepas dari konsep besar Kampoeng Mataraman dengan cantolan sejarah tentang Kerajaan Mataraman Islam, tetapi dilihat dari perspektif kawula alit di desa Panggungharjo saat itu  terkait dengan tiga hal pokok kebutuhan warga desa yaitu sandang, pangan dan papan dalam produk wisata kuliner ala Desa Panggungharjo. Dalam Kampoeng Mataraman mencoba dihadirkan secara replikatif tentang sandang, pangan dan papan.

Pada waktu itu, masyarakat Panggungharjo menggunakan pakain seperti apa dalam kehidupan sehari-harinya. Ternyata pada waktu itu, masyarakat Panggungharjo banyak yang menggunakan pakaian jarik, lurik, kebaya, blangkon, pakaian tani, batik dan lain sebagainya. Pakaian-pakain tersebut oleh Kampoeng Mataraman di hadirkan kembali yang diperagakan dan dipraktekkan oleh semua karyawan Kampoeng Mataraman.

Pada waktu itu masyarakat Panggungharjo menyukai  kuliner seperti  apa?  Bagaimana cara memasaknya? Dan siapakah yang memasak? Karena pada waktu itu kebanyakan masyarakat Panggungharjo memasak sayuran ndeso dengan bahan baku dari sayuran dari kebun sendiri, seperti sayur genjer, sayur lodeh terong, lodeh kluwih, dan lain sebagainya. 

Cara memasaknya menggunakan tungku kayu bakar dan biasanya yang memasak adalah simbok-simbok atau orang tua pada zaman dahulu. Simbok -- simbok atau para lansia, menggunakan tungku kayu bakar dan jenis masakan ndeso tersebut oleh Kampoeng Mataraman di hadirkan kembali pada saat ini.

Pada waktu itu masyarakat Panggungharjo kebanyakan membangun rumah berbentuk limasan. Bangunan berbentuk limasan ini oleh Kampoeng Mataraman dihadirkan kembali dalam membangun view dan suasana wisata kuliner ala Desa Panggungharjo. Usaha ini dilaunching pada 27 Juni 2017  dan omzetnya pernah tembus diangka Rp 350.000.000/per bulan sebelum pandemi Covid -- 19. Dengan rata - rata kunjungan  waktu itu 700 - 1.000 orang per harinya .

Wisata kuliner ala Desa Panggungharjo (Kampoeng Mataraman) sudah dikenal oleh banyak orang dan sudah  banyak media daring yang menerbitkannya seperti indonesia.go.id, gudeg.net, traveloka.com dan lain sebagainya. 

Dalam channel youtube juga sudah banyak mengunggah seperti akun ayeebriko channel, JITV Pemda DIY, Irfa Hudaya Sasmita, Tribun Jogja Official, dan lain sebaginya. Semoga Usaha Wisata Ala Desa Panggungharjo (Kampoeng Mataraman) ini dapat menularkan virus-virus geliat Kebangkitan Ekonomi dari Desa -- Desa di Nusantara.

JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun