Mohon tunggu...
Jumiatin Tin
Jumiatin Tin Mohon Tunggu... Guru - GURU SMPN 1 TUREN

Lahir di Dampit Malang Jatim , pernah tinggal di UPT Dadahup Kalimantan Tengah. Sekarang tinggal di Malang Jatim. Penulis adalah anggota tim GGDN dan SGSI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Cafe De Master

12 Februari 2020   11:16 Diperbarui: 12 Februari 2020   11:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sampai 5 menit Bunda memberikan tutorial manual, akupun mencoba membuat sebuah tulisan berupa dua alinea tulisan asal ketik. Alhamdulillah 10 menit beres." Sudah Jeng, nanti dicoba di rumah bisa toh? Wong gampang saja loh. Ayo masuk kita refreshing, karaoke sebentar" Sekali lagi Bunda memberikan kalimat retoris. Beliau menemui resepsionis dan memesan ruang. Aku berjalan di belakangnya, mengekor.

Aku bengong harus ngapain di ruang 104 tersebut, ada layar seperti Televisi yang lebar dan bundar, aku tak tahu apa namanya. Ada dua mik yang sudah tersedia di sofa . Tiba- tiba seorang Bapak- bapak masuk, beliau menanyakan apakah kami memerlukan bantuan atau tidak. " Terimakasih Pak, tolong sarung miknya saja dua ya?'' kata Bunda. Akupun cuma diam karena memang awam bin kuper. Hehehe

Setelah bapak tersebut memberikan dua sarung mik, bunda memberikan padaku salah satunya sambil berkata " Sarungin ya Jeng miknya, soalnya habis dipakai banyak orang" . kulakukan sesuai perintah bunda.

 Setelah menekan tuts tuts keyboard yang rupanya untuk memilih lagu dan artis, bundapun menyanyi dengan enjoy. Aku hanya mlongo tak bisa bersuara, bukan karena sakit tenggorokan atau bibirku, tapi kagum dan bingung harus bagaimana. Jujur kuakui suara beliau sangat bagus. Wah, multi talenta rupanya guruku ini, begitu pikirku.

Tiga puluh menit berlalu  Bunda menyanyi sendiri, akhirnya aku mencoba menyanyi mengiringi bunda. Ternyata aku suaraku sepertinya menjadi lebih indah daripada suaraku waktu menyanyi di rumahku, mungkin pengaruh peralatan elektronik dan gedung di situ , hingga tak terasa waktupun berlalu.

Kami harus segera pulang karena waktu maghrib akan segera menjemput dan kami tak mau kemalaman di jalan. Setelah berpamitan dan akupun mencium tangannya mengucapkan tereimaksih atas ilmu yang beliau sedekahkan padaku, setelah grab yang kupesan datang , bunda melambaikan tangan dan melaju dengan mobil merahnya.


Setelah sampai di rumah segera kupraktekkan pelajaran dari bunda di Caf De Master tadi, Kebetulan ada tugas dari Master Yeti dan jadilah cerita pendek ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun