Mohon tunggu...
Jumarni
Jumarni Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya Manusia Dhaif

Selesaikan Urusan Allah, Allah akan selesaikan segala urusanmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Notulensi Diskusi Online Hari Kartini

12 Mei 2020   18:56 Diperbarui: 12 Mei 2020   18:56 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena wacana tersebut itu feminis juga kemudian mengklaim Kartini itu adalah seorang feminis. Karena katanya budaya Jawa yang pada hari itu dilawan oleh Kartini. Tapi nanti itu masih bisa diperdebatkan karena memang perjuangan Kartini itu sangat berbeda dengan perjuangan feminis pada saat ini. Termasuk salah satunya kesetaraan gender dan lain sebagainya itu memiliki corak yang kontras, perbedaan yang kontras dengan perjuangan yang ditawarkan tadi.

Sebenarnyabanyak pertentangan atau kontroversi dari Kartini atau pemikiran Kartini sendiri. Terlepas dari buku-buku yang diterjemahkan oleh orang-orang Belanda kemudian juga ada buku-buku karangan Pram, itu juga menceritakan tentang Kartini dan perjuangannya, banyak juga sejarawan yang melihat kontroversi. Sikap keterbukaan Kartini ini ingklusif. Walaupun dia seorang Muslim, dia nggak terlalu menampakan identitas muslim nya . 

Oleh karena itu wacana wacana tentang Kartini diperebutkan oleh berbagai macam kelompok. Termasuk salah satunya feminis. Tapi terlepas dari pembukuan pembukuan yang dilakukan oleh sejarawan Belanda itu ada banyak kontroversi yang mengatakan bahwa Abendanon dikirimkan surat oleh Kartini. Abendanon itu seorang menteri kebudayaan Hindia Belanda yang pada saat itu juga berada di Hindia Belanda. Nah Albendanon ini ketika dia dikirimi surat oleh Kartini, kemudian dikumpulkan oleh ia, pembukuan surat-surat Kartini dilakukan setelah Kartini meninggal dunia. 

Pada saat itu Belanda yang memberlakukan politik etis di mana politik etis itu ada tiga kebijakan di dalamnya Trias Van Deventer yang pertama itu irigasi kedua imigrasi dan yang ketiga edukasi. Pembukuan surat-surat Kartini termasuk dalam perangkat kerja edukasi. Albendanon sendiri adalah salah satu orang yang memiliki kepentingan di politik etis dari surat-surat yang diterima dari Kartini itu itu dijadikan salah satu semacam program kerja dari politik etis di bagian edukasi. Makanya Abendanon ini adalah salah satu orang yang berpengaruh dalam kebijakan politik etis Belanda. 

Karena banyak masukan-masukan dari Abendanon ini, salah satunya membukukan surat-surat Kartini. Kemudian banyak sejarawan yang curiga kepada Abendanon ini karena banyak surat-surat dari Kartini yang tidak sesuai dengan naskah aslinya. Karena banyak yang melihat bahwa Abendanon ini memiliki kepentingan politik. Karena dia punya kepentingan ini makanya banyak sejarawan sejarawan yang timbul kecurigaan. Ketika ingin ditelusuri lagi Apakah benar yang diterbitkan Abendanon ini benar-benar surat-suratnya Kartini. 

Ketika ditelusuri, keluarga Abendanon ini salah satu keluarga yang keturunannya sukar dilacak pada masa pemerintahan Belanda. Makanya kita tidak tahu sebenarnya surat-surat yang yang terbit di buku Habis Gelap Terbitlah Terang itu Apakah benar tulisan Kartini. Jadi memang sejarah itu kan kental dengan ideologi Siapa yang menulis dan bagaimana kepentingannya. Mengingat waktu itu terbitnya buku tersebut ketika terjadi di zaman politik etis Belanda, makanya banyak timbul kecurigaan.

Sosok Kartini menjadi suatu perdebatan dari banyak kelompok. Feminis mengklaim bahwa ini adalah salah satu tokoh feminis, kelompok-kelompok Islam sendiri juga mengklaim bahkan ada yang meneliti bahwa Kartini itu adalah murid seorang yang taat beragama. Disinyalir terdapat pemikiran pemikiran Kartini yang sebenarnya menggambarkan bahwa dia itu adalah seorang muslim yang baik. Tapi sejarah-sejarah yang lain tidak menyoroti itu. Itulah Kartini dengan segala macam kontroversi.

Tapi disini kita bisa lihat bahwa seorang Kartini memiliki pemikiran yang mendobrak atau menginginkan hak hak perempuan untuk sekolah, mengenyam pendidikan dan sebagainya. Tapi satu yang perlu kita catat untuk membantah bahwa Kartini ini seseorang feminis bahwa perjuangan Kartini nggak sama dengan pergerakan sekarang yang menolak poligami. Kartini sendiri juga seorang Istri muda. Setelah dia melahirkan dia meninggal. 

Jadi dia tidak sama sekali tidak menolak poligami dan dari tulisan-tulisan yang kita kenal baik pemikiran-pemikirannya dan sebagainya, itu tidak mencirikan perjuangan dia berbasis gender. Jadi dia berjuang mengedepankan hak berpendidikan, bukan berbasis gender, bukan berdasarkan jenis kelamin tapi memang murni karena dia ingin perempuan tidak bodoh. Dia membangun sekolah itu supaya perempuan tidak buta huruf, tidak bodoh dan sebagainya, tapi karena ia ingin perempuan dan laki-laki itu sama dalam berpendidikan. Ujung dari perjuangan pendidikan Kartini ini untuk melawan Belanda, bukan untuk melawan superioritas laki-laki.

Kemudia kita ambil dua tokoh lagi, pertama Cut Nyak Dien dan kedua Rahma El Yunisia. Kenapa Cut Nyak Dien nggk kontroversi, karena kalau Kartini ini terbuka, inklusif, jadi kelompok manapun seperti bisa mengklaim perjuangan Kartini, tapi kalau Cut Nyak Dien dan Rahma El Yunisia berangkat dari pemahaman agama, Ia ditokohkan sebagai perempuan yang melawan penjajahan dengan Semangat fisabilillah . Berbeda dengan Kartini tadi. 

Oleh karena itu, Rahma dan Cut Nyak Dien ini dalam wacana sejarah itu nggak mengalami perdebatan karena posisi mereka berdua pada saat hidup itu jelas bahwa identitas muslimnya itu sangat kental. Tidak ada kelompok-kelompok liberal sebagainya yang mengklaim perjuangan mereka, sebagai salah satu bagian dari mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun