Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Hari Perempuan Internasional 2016

8 Maret 2016   14:51 Diperbarui: 8 Maret 2016   23:35 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Simbol Hari Perempuan Internasional (sumber: gobooksparks.com)"][/caption]

Oleh: J.Haryadi

Terus terang sebenarnya saya kurang paham kalau hari ini diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Saya justru tahu setelah mendapat pemberitahuan dari media sosial Facebook dan mesin pencari Google. Kedua situs tersebut bahkan sengaja membuat gambar khusus untuk menyambut peringatan hari yang dikenal secara internasional dengan sebutan International Women’s Day itu.

[caption caption="Gambar Peringatan Hari Perempuan Internasional oleh Google (Sumber: Google.com)"]

[/caption]

Mungkin kalau peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember, semua orang Indonesia pasti hafal betul. Maklum tanggal tersebut biasanya banyak sekali kegiatan yang dilakukan, baik di sekolah maupun di kantor-kantor. Tercetusnya Hari Ibu berdasarkan dekrit presiden nomor 316 tahun 1959 tentang penetapan 22 Desember sebagai Hari Ibu yang dikeluarkan Presiden Soekarno. Alasannya adalah karena tanggal itu merupakan waktu pertama kalinya diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang diselenggarakan di Jogjakarta pada 22 Desember 1928.

[caption caption="Gambar Peringatan Hari Perempuan Internasional oleh Facebook (Sumber: Facebook.com)"]

[/caption]

Nah, bagaimana dengan Hari Perempuan Internasional? Mau tidak mau saya harus belajar dan mencari tahu dengan bertanya kepada Mbah Google. Hasilnya, akan coba saya ulas dalam tulisan di bawah  ini.  

Sejarah Lahirnya Hari Perempuan Internasional

Lahirnya Hari Perempuan Internasional tidak terlepas pada peristiwa yang terjadi 99 tahun silam, tepatnya pada 8 Maret 1917. Pada waktu itu kaum perempuan di Rusia untuk pertama kalinya diberikan hak suaranya oleh Pemerintah Rusia. Peristiwa ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan bagi kaum perempuan, baik dalam bidang ekonomi, politik maupun sosial. Momen bahagia tersebut lantas dijadikan sebagai tonggak sejarah lahirnya Hari Perempuan Internasional.

Menurut informasi yang saya kutip dari sebuah situs di internet, gagasan perayaan Hari Perempuan Internasional ini untuk pertama kalinya dicetuskan ketika memasuki abad ke-20, di tengah-tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi yang menimbulkan protes-protes mengenai kondisi kerja. Kaum perempuan dari pabrik pakaian dan tekstil mengadakan protes pada 8 Maret 1857 di New York City. Mereka memprotes mengenai kondisi kerja yang sangat buruk dan tingkat gaji yang rendah. Para pengunjuk rasa ini diserang dan dibubarkan oleh polisi. Sekira dua tahun kemudian pada bulan yang sama mereka membentuk serikat buruh.

Peringatan Hari Perempuan Internasional di Barat dirayakan pada sekira tahun 1910-an dan 1920-an, tetapi kemudian menghilang. Perayaan ini dihidupkan kembali dengan bangkitnya feminisme pada tahun 1960-an. Kemudian pada 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui keberadaan Hari Perempuan Internasional dan mengampanyekan wanita di seluruh dunia untuk ikut merayakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun