Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencicipi Lezatnya Makanan Ketoprak Buatan Nawawi di Jalan Kemang Jakarta

13 Maret 2016   11:36 Diperbarui: 13 Maret 2016   12:13 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dagangan Ketoprak Pak Nawawi di Jalan Kemang Raya Jakarta (sumber: J.Haryadi)"][/caption]

Oleh:  J. Haryadi

Kepergian saya ke Jakarta pada Selasa, 8 Maret 2016 yang lalu, sebenarnya bukan untuk jalan-jalan, melainkan menjenguk anak saya yang sakit terserang Demam Berdarah (DB). Selama di Jakarta, saya tinggal di tempat kost anak saya di Jalan Kemang Selatan II, Jakarta Selatan. Kebetulan saat ini dia baru diterima bekerja di salah satu bank pemerintah dan sedang mengikuti pelatihan di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI).  

Ketika menjelang makan siang, iseng-iseng saya ingin mencari jajanan kaki lima di seputar Jalan Kemang Raya, yang tidak jauh dari tempat menginap. Ternyata cukup sulit mencari jajanan di sini. Menurut salah seorang satpam yang saya tanyai, kalau siang hari para pedagang kaki lima dilarang berjualan oleh Pemda DKI. Pantas saja saya kesulitan mencari jajanan murah meriah untuk sekedar mengisi perut yang lapar. 

[caption caption="Suasana di Jalan Kemang Raya Jakarta yang cukup ramai, persis depan kampus LPPI (Sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

Tidak jauh dari kampus LPPI, saya melihat ada sebuah gerobak penjual makanan. Saya segera menghampirinya. Ternyata gerobak tersebut tempat berjualan makanan ketoprak yang konon di klaim sebagai salah satu makanan khas Betawi. Tanpa pikir panjang saya memesan satu porsi ketoprak plus sebutir telor.

[caption caption="Sebuah gerobak penjual ketoprak milik Nawawi yang berjualan di pinggi jalan, persis depan kampus LPPI, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan (sumber: J.Haryadi)"]

[/caption]

Sambil menunggu ketoprak dibuat, tiba-tiba terbersit dalam pikiran saya untuk menulis kehidupan pedagang ketoprak ini. Mudah-mudahan juga makanannya enak, sehingga bisa menjadi referensi buat orang-orang yang kebetulan datang ke Jakarta. Akhirnya saya pun mewawancarai pedagang ketoprak ini secara non formal.

Makanan Ketoprak Ternyata Bukan Berasal Dari Betawi

Pedagang ketoprak yang mengaku bernama Nawawi tersebut mengatakan bahwa makanan ketoprak sebenarnya bukan asli Betawi melainkan berasal dari Tegal dan Cirebon, Jawa Barat. Kalau makanan ketoprak asal Tegal bentuk gerobaknya menyerupai perahu dengan dua sisi papan yang biasa digunakan untuk menaruh piring, sedangkan makanan ketoprak asal Cirebon bentuk gerobaknya lebih besar dan bentuknya mirip seperti gerobak siomay yang banyak menggunakan bahan kaca.

[caption caption="Contoh bentuk gerobak penjual ketoprak asal Cirebon ( Sumber; J.Haryadi)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun