Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cara Mengenal ISBN Buku Anda

1 Mei 2014   20:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 11106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13989273711282436136

[caption id="attachment_334231" align="aligncenter" width="443" caption="Gambar : kode ISBN"][/caption]

Oleh : J. Haryadi

Banyak penulis yang belum memahami makna ISBN. Hal ini dianggap wajar, karena penulis umumnya tidak berhubungan langsung dengan istilah ini. Biasanya yang selalu berhubungan dengan ISBN adalah penerbit.

ISBN atau International Standard Book Number adalah nomor yang diberikan untuk sebuah judul buku yang akan diterbitkan secara komersial oleh penerbit digunakan. Oleh sebab itu satu nomor ISBN setiap buku pasti berbeda dengan nomor ISBN buku lainnya. Secara harfiah dalam Bahasa Indonesia, ISBN diterjemahkan sebagai “Angka Standar Buku Internasional”.

Berdasarkan sejarah, ISBN pertama kali diciptakan oleh W.H. Smith pada 1965.  Pria ini adalah seorang pemilik toko buku terbesar di Inggris. Ketika itu Smith bermaksud memindahkan toko bukunya ke gedung baru yang dilengkapi dengan sistem komputerisasi.

Pada 1966, atas bantuan konsultan ahli dan Komite Distribusi dan Metode dari Asosiasi Distribusi Penerbit Inggris, Smith mulai memperkenalkan sistem penomoran bukunya yang diberinya nama Standard Book Numbering (SBN). Setahun berikutnya, sistem yang digagasnya tersebut  akhirnya dipakai di seluruh Inggris.

Nomor ISBN tidak boleh dipakai secara sembarangan. Siapa saja yang ingin memakainya harus menghubungi perwakilan ISBN yang ada pada setiap negara. Penerapannya secara internasional diatur oleh sebuah lembaga yang berkedudukan di London, Inggris.

Sampai sekarang sudah sekitar 150 negara yang menggunakan sistem ini, termasuk Indonesia. Masing-masing Negara memiliki badan resmi yang berhak mengeluarkan ISBN. Di Indonesia, otoritas itu berada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

PNRI yang beralamat di Jalan Salemba, Jakarta, merupakan Badan Nasional ISBN resmi yang mewakili Indonesia. Lembaga ini berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia dan KDT (Katalog Dalam Terbitan). Umumnya ISBN disandingkan dengan bar code system EAN (European Article Number).

Pendaftaran penerbit, permintaan ISBN dan KDT di PNRI saat ini sudah lebih mudah karena telah dibuat dengan layanan satu pintu. Sekali persyaratan diserahkan, data tersebut kemudian akan di proses dan selanjutnya menjadi bagian dari database bibliografi.

Struktur ISBN :

Semula, nomor ISBN terdiri dari 10 digit dengan format penulisan sebagai berikut :

kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi.

Masing-masing nomor mempunyai makna tersendiri dan merupakan identifikasi unik untuk setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh sebab itu tidak akan ada nomor ISBN yang ganda, sehingga hal ini memudahkan dalam menemukan buku yang dikeluarkan oleh sebuah penerbitan.

Penomoran ISBN mengalami perubahan pada Januari 2007, yaitu adanya penambahan 3 digit di awal nomor dengan angka 978, sehingga total menjadi 13 digit. Seandainya prefiks 978 sudah penuh, maka sistem penomoran ISBN otomatis digantikan dengan angka 979. Aturan ini berlaku untuk semua negara. Format penulisannya yang berlaku sekarang adalah :

978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi.

Khusus untuk Indonesia diberi 2 kode negara, yaitu 979 dan 602. Oleh sebab itu jangan heran jika kode negara pada penomoran ISBN untuk satu buku dengan buku lainnya berbeda.

Cara penulisan nomor ISBN :

·978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi

·978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi

Contoh : ISBN 978-602-8519-93-9

Keterangan :

978      : Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier)

602      : Kode negara

8519    : Kode penerbit (publisher prefix)

93        : Kode Judul (title identifier)

9          : Angka pemeriksa (check digit)

Fungsi ISBN :

1.Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

2.Mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku. Adanya kode unik menyebabkan setiap buku dipastikan nomor ISBN-nya berbeda sehingga bisa terhindar dari kekeliruan ketika akan memesan buku ke penerbit untuk dipasarkan.

3.Menjadi sarana promosi bagi penerbit, karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh PNRI di Jakarta, maupun badan internasional yang berkedudukan di London

Terbitan yang bisa diberikan ISBN :

1.Buku tercetak (monografi) dan pamflet.

2.Terbitan Braille.

3.Buku peta.

4.Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatif.

5.Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD.

6.Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROM dan publikasi di Internet).

7.Salinan digital dari cetakan monograf.

8.Terbitan microform.

9.Software edukatif.

10.Mixed-media publications yang mengandung teks.

Terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN:

1.Terbitan yang terbit secara tetap (majalah, bulletin, dan sebagainya).

2.Iklan.

3.Printed music.

4.Dokumen pribadi (seperti biodata atau profil personal elektronik).

5.Kartu ucapan.

6.Rekaman musik.

7.Software selain untuk edukasi termasuk game.

8.Buletin elektronik.

9.Surat elektronik.

10.Permainan.

Cara Pencantuman ISBN :

Penerapan ISBN umumnya ditulis dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Singkatan ISBN ditulis dengan huruf besar di depan penulisan angka pengenal kelompok, pengenal penerbit, pengenal judul dan angka pemeriksa. Penulisan antara setiap bagian pengenal dibatasi oleh tanda penghubung, seperti contoh berikut: ISBN 978-602-8519-93-9.

Pada terbitan cetak, ISBN seharusnya dicantumkan pada :

·Bagian bawah pada sampul belakang (back cover).

·Verso (dibalik halaman judul) (halaman copyright).

·Punggung buku (spine) untuk buku tebal, bila keadaan memungkinkan.

Cara mengajukan ISBN :

·Membuat surat permohonan kepada lembaga yang menerbitkan ISBN yaitu PNRI. Dalam surat permohonan tersebut disebutkan Judul Buku, Nama Penerbit dan data lainnya. Surat tersebut bisa dibuat secara perseorangan maupun atas nama lembaga, misalnya penerbit.

·Surat permohonan harus dilengkapi dengan data sebagai berikut :

- Cover buku

- Halaman ½ judul

- Halaman judul

- Halaman colofoon yang memuat tentang hak cipta (copyright) buku tersebut

- Daftar isi

- Halaman kata pengantar

- Halaman isi

- Keterangan lain  (kalau ada) seperti : halaman indeks, dua bahasa, foto, layout dalam dan sebagainya.

·Apabila terdapat kerjasama antara 2 Penerbit, maka harus dipastikan siapa penerbit utama dan pihak lain yang diajak bekerjasama. Penerbit utama kemudian mengajukan surat permohonan kepada lembaga Penerbit ISBN. Posisi logo kedua penerbit itu biasanya diletakkan pada cover dan halaman judul. Informasi tentang nama penerbit utama akan menjadi dasar bagi Penerbit ISBN dalam kaitannya dengan administrasi pembuatan ISBN / Barcode dan KDT.

·Formulir pendaftaran ISBN dapat diperoleh di PNRI dengan biaya registrasi sebesar Rp. 5.000. Formulir yang telah diisi diserahkan kembali bersama dengan copy cover, halaman copyright dan beberapa contoh halaman dalam buku.

·Minimal pengurusan 5 judul buku.

·Ada dua jenis nomor kode ISBN. Kode biasa harganya Rp. 25.000, sedangkan yang memiliki
barcode Rp. 60.000.

·Seringkali karena ketidaktahuan akan prosedur dan pembuatan ISBN / Barcode dan KDT, pemohon nomor ISBN tidak melengkapi informasi mengenai bukunya sendiri sehingga menghambat proses pembuatan ISBN.

·Saat ini proses pendaftaran nomor ISBN sudah bisa dilakukan secara online, yaitu melalui website http://www.pnri.go.id atau langsung ke http://isbn.pnri.go.id atau bisa langsung datang ke alamat :

PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Deposit Bahan Pustaka
Sub Direktorat Bibliografi
Tim ISBN/KDT
Jl. Salemba Raya 28A Kotak Pos 3624
Jakarta 10002 – Indonesia

JAM LAYANAN

Permohonan ISBN dan KDT dilayani setiap hari kerja :
Senin - Jumat :
09.00 – 15.00 (WIB)
Istirahat :
pk. 12.00 – 13.00 (WIB)

KONTAK

(021) 929 209 79
(fax)(021) 392 7919
(fax)(021) 319 084 79
isbn@pnri.go.id
isbn.pnri.go.id

Semoga bermanfaat

Referensi :

-http://id.wikipedia.org

-http://Isbn.pnri.go.id

-Beberapa sumber online.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun