Dulu, sebelum dunia medis berkembang pesat, masyarakat Cina mengenal tabib sebagai orang yang ahli  dalam sistem pengobatan tradisional. Tabiblah yang memeriksa, mendiagnosa, dan memberikan obat herbal terhadap pasien yang menderita sakit. Bahkan, hingga kini di Jakarta, masih ada sistem pengobatan tradisional Cina. Banyak pasien yang datang untuk berobat. Mereka masih mencari obat tradisional karena lebih alami dibanding obat medis dan tidak memiliki efek samping yang serius.
Yopimesa Yudi, salah seorang praktisi pengobatan tradisional Cina mengatakan, "Menurut ilmu pengobatan tradisional Cina kuno, ilmu pengobatan yang terbaik adalah obat yang dapat menjaga keseimbangan fungsi organ tubuh atau dikenal dengan Yin Yang Wu Xing. Sekarang diakui oleh ilmu kedokteran di dunia sebagai sistem adaptogen."
Menurut Yudi, adaptogen adalah bahan tidak berbahaya yang mendorong peningkatan ketahanan tubuh untuk melawan racun. Adaptogen singkatan dari adaptasi terhadap sel genetik tubuh.
"Jadi simplisia yang dapat berfungsi menormalisasi fungsi organ tubuh, enzim, serta sel dalam tubuh tanpa memberikan efek samping, walau dimakan dalam jumlah banyak. Itu adalah simplisia simplisia terbaik yang digunakan dalam pengobatan tradisional Cina sejak ribuan tahun lalu sampai saat ini," tambah Direktur PT Daun Teratai ini menjelaskan.
Mengapa obat herbal yang memiliki sistem adaptogen dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit?
"Menurut ilmu kedokteran dan secara logika tidak masuk akal. Simplisia yang memiliki sistem adaptogen harus mengandung kandungan mineral germanium dan polisakarida. Germanium berfungsi untuk menormalisi fungsi organ organ tubuh serta keseimbangan seluruh enzim dalam tubuh dan polisakarida berfungsi untuk menormalisasi sel dalam tubuh. Keseimbangan fungsi organ, enzim, dan sel maka imun tubuh akan meningkat dan dapat menyembuhkan penyakit atau menangkal penyakit. Adaptogen sampai saat ini masih terus dalam penelitian ilmuwan di dunia untuk melawan penyakit," pungkas Yudi.
Tips Memilih Obat Herbal
Tidak semua obat herbal yang beredar di pasaran aman digunakani. Mengapa? Karena banyak beredar obat herbal palsu yang tidak direkomendasikan oleh BPOM. Bahkan, tidak jarang obat herbal abal-abal tersebut diberi zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Contoh kasus seperti yang pernah terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat. Seperti dilansir dari laman kompas.com, Reski Alif (2), balita korban peredaran obat herbal palsu menghembuskan nafas terakhir, Sabtu (19/5/2018). Alif meninggal dunia pukul 9.30 WITA dalam kondisi sesak napas. Perutnya membengkak dan badannya kurus kering.
Alif sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Mamuju pada pertengahan Januari 2018. Saat itu, kondisi kesehatan Alif menurun. Badannya kurus setelah mengonsumsi obat herbal tanpa merek. Setelah dirawat dalam beberapa waktu, Alif kemudian menjalani perawatan di rumah atas saran dokter.