Mohon tunggu...
Yulius Rabang
Yulius Rabang Mohon Tunggu... Hoteliers - Supervisor

Saya adalah seorang yang sangat suka menulis ide dan menjadikannya sebuah tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Sahabatku

6 Januari 2023   21:46 Diperbarui: 6 Januari 2023   21:55 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sendiri dan menyendiri lagi saat hujan jatuh
 Ketenangan yang sangat kunantikan
Hirup harum hujan sembari ke hutan
Memberikan arti hidup
Semua tak akan abadi, riuh hujan menutup jejak
Jejak setahun aku berlari

Hujan menyimpan semua cerita yang pernah berlabuh
Berlabuh kepadaku yang tak pandai meniti sejarah
Gemetar tubuh mendaki bukit, membopong kayu api
Kaki tergelincir di  tanah yang basah
Terus merenung tak ada keluh-kesah
Langkah kaki berlumpuran membuat aku sadar
Hidup tak semanis harapan, tak pula seindah mimpi
Saat hujan aku merasakan artiku hidup
Aku akrab dengan hujan  yang jatuhnya keras
Apalagi kalau sedikit melambat
Seakan-akan seirama dengan decak langkahku pulang
Langkahku yang mengerti bahasa hujan
Pulang ke rumah kayu, menepuk dada pahami  hidup

 Hujan sahabatku, hujan guruku
Hujan dengan bahasanya  menjadi  niat batinku
Tuk tetap tenang menghadapi kepahitan hidup
Kepahitan yang nantinya kan pudar, buatku bersabar
Laksana  Imanku yang kuat  berseri
Tak kupaksa alam dengan inginku
 Kesempatan semesta menata diriku
Berjuang agar dapat hidup mapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun