Mohon tunggu...
Juli Prasetyo
Juli Prasetyo Mohon Tunggu... Guru SMAN 1 Porong Sidoarjo

Lahir di Sidoarjo Jawa Timur, Menjadi Guru adalah panggilan, pegiat budaya literasi dengan membudayakan membaca, menulis, kegiatan sastra, drama, puisi, seni dan pertunjukan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Lintas Garis (1)

17 Maret 2025   15:00 Diperbarui: 24 Maret 2025   10:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lintas Garis (Cover: Dibuat dengan Olah AI)

(1)

Namaku Arman, seorang siswa kelas dua belas di SMAN 4 Sidoarjo. Hidupku tidak jauh berbeda dengan remaja seusia lainnya, namun ada satu hal yang membuat rutinitasku sedikit lebih istimewa. Bersama ibu Arini dan adikku, Anjani, yang masih duduk di kelas sembilan SMPN 2 Sidoarjo, kami mengelola sebuah kafe sederhana yang kami beri nama Lintas Garis Coffee. Kafe ini terletak di Jalan Malik Ibrahim, Sidoarjo, sebuah lokasi yang cukup strategis di tengah keramaian kota.

Lintas Garis Coffee bukan sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi atau camilan lezat. Bagi kami, kafe ini adalah simbol perjuangan, kebersamaan, dan mimpi yang terus kami kejar. Setiap hari, setelah pulang sekolah, aku dan Anjani langsung menuju kafe untuk membantu ibu mengurus segala kebutuhan, mulai dari melayani pelanggan hingga memastikan stok bahan-bahan tetap tersedia.

Ibu Arini adalah sosok yang sangat inspiratif bagiku. Meskipun harus berjuang sendiri setelah ayah meninggal, ia selalu tegar dan pantang menyerah. Dialah yang pertama kali memiliki ide untuk membuka kafe ini. Awalnya, Lintas Garis Coffee hanyalah sebuah warung kecil dengan menu terbatas. Namun, berkat kerja keras dan dedikasi kami, kafe ini perlahan-lahan berkembang menjadi tempat nongkrong favorit bagi anak muda di Sidoarjo.

Nama "Lintas Garis" sendiri memiliki makna khusus bagi kami. Garis adalah simbol batas, dan kami ingin kafe ini menjadi tempat di mana orang-orang bisa melintasi batas-batas mereka, baik itu batas rasa takut, keraguan, atau bahkan rutinitas monoton. Di sini, kami ingin menciptakan suasana hangat dan nyaman di mana setiap orang merasa diterima dan bisa menjadi diri sendiri.

Meskipun mengelola kafe bukanlah hal yang mudah, aku sangat menikmati setiap momen yang kami habiskan bersama di Lintas Garis Coffee. Di sini, aku belajar banyak hal---tentang tanggung jawab, kerja sama, dan arti keluarga. Aku juga merasa bangga bisa berkontribusi dalam mewujudkan mimpi ibu untuk memiliki usaha sendiri.

Namun, di balik kesibukan mengelola kafe, aku juga harus tetap fokus pada pendidikanku. Sebagai siswa kelas dua belas, aku sadar bahwa ujian nasional dan persiapan untuk kuliah sudah menanti. Tapi, aku yakin bahwa dengan semangat dan dukungan dari keluarga, aku bisa melewati semuanya dengan baik.

Lintas Garis Coffee bukan sekadar kafe bagi kami. Ia adalah bagian dari hidup kami, tempat di mana kami belajar, tumbuh, dan bermimpi. Dan aku percaya, di balik setiap garis yang kami lintasi, ada cerita indah yang menanti untuk diukir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun