Mohon tunggu...
Julia
Julia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aloo^^ Welcome to my account:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengangguran dan Krisis Ekonomi

9 Oktober 2023   08:02 Diperbarui: 9 Oktober 2023   08:34 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengangguran atau setengah pengangguran mengacu pada orang-orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari dalam seminggu atau sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pemerintah setiap negara tentu menginginkan agar jumlah pengangguran di negaranya bisa ditekan seminimal mungkin. Jika memungkinkan, negara dapat mencapai lapangan kerja penuh, yaitu. negara yang angka penganggurannya cukup rendah, sekitar 4% dari total angkatan kerja. Indonesia merupakan negara yang ingin menekan angka pengangguran serendah mungkin. 

Namun perlu diingat bahwa tidak mungkin menghilangkan pengangguran secara total karena pencari kerja membutuhkan waktu untuk mencari pekerjaan baru atau meninggalkan pekerjaan lama, sehingga pekerja harus menganggur untuk sementara waktu. Pertanyaannya, mengapa pengangguran seolah menjadi musuh negara? Penyebab terjadinya pengangguran sebagian besar adalah karena jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan tawaran pekerjaan yang tersedia. Pengangguran menyebabkan kurangnya pendapatan, sehingga penganggur mengurangi pengeluaran konsumsinya dan menurunkan tingkat kesejahteraan. 

Pengangguran jangka panjang dapat menimbulkan dampak psikologis negatif terhadap pengangguran dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan meningkatnya kemiskinan, masalah kesehatan, angka putus sekolah, meningkatnya kejahatan dan bahkan kekacauan politik, keamanan dan sosial. Pengangguran yang tidak terkendali mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Konsekuensi jangka panjangnya adalah menurunnya produk domestik bruto (PDB) dan pendapatan per kapita negara tersebut.

Pengangguran biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tawaran pekerjaan dan pencari kerja. Namun jika dicermati, ada tiga penyebab terjadinya pengangguran, yaitu:

1. Perlambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh penurunan produksi dan belanja secara umum. Menurunnya produksi  barang dan jasa masyarakat  menyebabkan menurunnya permintaan tenaga kerja yang pada akhirnya menimbulkan pengangguran. Perlambatan pertumbuhan ekonomi  biasanya disebabkan oleh siklus ekonomi yang terkadang berada pada puncaknya (boom) atau  penurunan (resesi). Pengangguran akibat siklus ekonomi resesi disebut  pengangguran siklis.

2. Telah terjadi perubahan struktur perekonomian. Perkembangan teknologi mendorong  perubahan struktur perekonomian. Misalnya saja perubahan struktur perekonomian dari pertanian ke industrialisasi. Perubahan tersebut menyebabkan banyaknya penggantian pekerjaan  manual dengan mesin yang lebih irit. Hal ini mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja. Ketidakmampuan angkatan kerja untuk beradaptasi dengan perkembangan saat ini menyebabkan terjadinya pengangguran. Pengangguran yang disebabkan oleh perubahan struktur perekonomian disebut  pengangguran struktural.

3. Saatnya mencari pekerjaan. Pencari kerja biasanya mencari pekerjaan yang sesuai dengan kesukaannya atau berdasarkan pendidikan atau keterampilan. Tidak mudah untuk menemukan semua pekerjaan yang sesuai dengan preferensi Anda. Terkadang pencari kerja menunggu lowongan yang sesuai dan harus menganggur beberapa saat. Selain itu, para pekerja yang ingin berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain sering kali mengalami penundaan yang menyebabkan mereka menganggur sementara. Pengangguran yang disebabkan oleh lamanya waktu yang diperlukan untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan disebut pengangguran friksional.

Dampak krisis terhadap pengangguran 

Siklus perekonomian yang berlangsung terkadang menyebabkan perubahan drastis pada faktor makroekonomi sehingga berujung pada krisis ekonomi. Selama abad ke-20, terdapat lebih dari 20 krisis besar yang berdampak pada banyak negara. Fakta ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap lima tahun terjadi krisis ekonomi besar yang menyebabkan penderitaan ratusan juta orang. Krisis keuangan yang berulang kali menunjukkan bahwa solusi krisis belum mencapai akar permasalahannya. 

Berulangnya krisis juga menunjukkan jangka waktunya semakin pendek, sehingga krisis semakin sering terjadi. Jika akar permasalahan tidak diatasi secara tuntas, krisis yang muncul dikhawatirkan akan semakin mendalam dan dampaknya semakin kompleks. Krisis ekonomi biasanya ditandai dengan memburuknya faktor makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, depresiasi mata uang, penurunan daya beli, dan lain-lain. Indonesia mempunyai banyak pengalaman dalam mengatasi krisis. 

Namun terkadang suatu krisis datang di waktu yang tidak terduga dan alasannya berbeda dengan krisis sebelumnya. Situasi ini mengejutkan para pengambil keputusan karena kurangnya pandangan ke depan. Masyarakat umum biasanya menjadi pihak yang paling dirugikan akibat dampak krisis ekonomi. Perlambatan pertumbuhan ekonomi menimbulkan dampak tambahan seperti menurunnya daya beli masyarakat, pengangguran, menurunnya kualitas pangan dan kesehatan, bahkan dapat menimbulkan permasalahan sosial dan kriminal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun