Budaya empati kolektif dimulai dari teladan. Ketika satu milenial berdiri dan memberikan tempat duduk, aksi itu sering kali menginspirasi penumpang lain di sekitarnya. Tindakan baik itu menular dan menciptakan standar perilaku baru.
Pentingnya edukasi non-formal. Milenial bisa menjadi duta etika. Ketika Anda melihat rekan sebaya Anda mengabaikan lansia, tegur dengan sopan. Ingatkan bahwa kursi prioritas itu penting. Menegur dengan ramah justru dapat menyebarkan kesadaran lebih luas.
Pelibatan operator transportasi. Operator juga harus mendukung budaya ini. Mereka bisa memperbanyak pengumuman audio yang mengingatkan pentingnya memberikan tempat duduk, atau menempatkan petugas yang aktif memantau area kursi prioritas.
Melihat ke masa depan. Hari ini kita melihat lansia sebagai orang lain, tapi suatu saat kita, generasi milenial, juga akan menjadi lansia. Memberikan etika di transportasi umum yang baik hari ini adalah investasi untuk kenyamanan dan penghormatan kita di masa depan. Kita sedang membangun masyarakat yang menghargai setiap tahap kehidupan.
Budaya empati kolektif memastikan bahwa tidak ada lagi lansia yang harus berjuang sendiri di tengah keramaian. Setiap penumpang merasa bertanggung jawab, dan kebaikan menjadi norma, bukan pengecualian. Hal ini memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam sistem yang sering kali terasa mekanis dan dingin.
Ketika kita semua terlibat, transportasi umum tidak lagi hanya sekadar alat untuk berpindah tempat. Ia menjadi ruang publik yang hangat, mencerminkan kepedulian masyarakatnya terhadap yang lemah, yang tua, dan yang membutuhkan. Inilah esensi sejati dari "Sopan Santun Beroda."
Kesimpulan
Etika di transportasi umum terkait lansia adalah barometer kematangan moral suatu masyarakat. Generasi milenial, dengan energi dan idealisme yang dimiliki, memegang kunci untuk mengubah ruang publik bergerak ini menjadi lebih ramah dan inklusif.Â
Dengan memahami kerentanan fisik lansia, menerapkan panduan praktis etika prioritas seperti sigap menawarkan tempat duduk tanpa diminta, dan secara aktif membangun budaya empati kolektif, kita tidak hanya memuliakan para lanjut usia.Â
Lebih dari itu, kita sedang mengukir citra diri sebagai generasi yang santun, peduli, dan bertanggung jawab, menjamin bahwa setiap perjalanan, sependek apa pun, terasa aman, nyaman, dan bermartabat bagi mereka yang telah lebih dulu menapaki jalan kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI