Bayangkan saja, selama bertahun-tahun mengajar sebagai honorer di SMK swasta. Tanpa status yang jelas, semangat mengajar bisa saja meredup. Namun, Cici tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia tetap mengajar dengan maksimal, menyiapkan bahan ajar dengan serius, dan memperlakukan setiap murid dengan adil.
Ia tahu, walaupun statusnya honorer, tanggung jawabnya sebagai pendidik tidak berkurang. Siswa berhak mendapatkan yang terbaik, terlepas dari status kepegawaian gurunya. Konsistensi dalam menjalankan tugas inilah yang membedakannya.
Kedisiplinan itu pula yang membuatnya tetap fokus pada tujuan jangka panjang. Ia tidak menghabiskan energi untuk mengeluh tentang upah yang kecil atau status yang tidak pasti. Sebaliknya, ia fokus mengembangkan diri, menambah kompetensi, dan menunggu kesempatan yang tepat untuk pindah karir menjadi pegawai pemerintah.
Ujian Penantian dan Titik Balik
Perjalanan menuju PPPK bukanlah jalan yang mudah. Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dikenal sangat ketat. Calon peserta harus bersaing tidak hanya dengan pelamar baru, tetapi juga dengan sesama guru honorer yang sudah mengabdi lebih lama. Ini adalah ujian kesabaran dan pengetahuan.
Bagi Cici, persiapan ini pasti membutuhkan pengorbanan besar. Setelah seharian mengajar, ia harus kembali belajar, menguasai materi-materi ujian, dan mengerjakan latihan soal. Ia harus membagi waktu antara tugas profesional, keluarga, dan persiapan tes.
Di usia 36 tahun, tekanan untuk segera mendapatkan kepastian karir tentu sangat tinggi. Banyak orang mungkin sudah menyerah atau memilih jalur pekerjaan yang lebih mudah. Tetapi Cici tetap teguh. Ia percaya bahwa semua ilmu dan pengalaman yang ia kumpulkan selama ini akan menjadi modal utama.
Keputusan untuk mengikuti seleksi PPPK Kemenag adalah sebuah pertaruhan. Ia mempertaruhkan waktu, tenaga, dan harapannya. Namun, karena ia adalah orang yang disiplin dalam belajar dan disiplin dalam menguasai kompetensi, ia memiliki modal yang lebih kuat dari sekadar keberuntungan.
Proses seleksi PPPK menekankan pada kompetensi teknis dan manajerial. Berkat kedisiplinannya yang tinggi, Cici pasti mampu menjawab soal-soal yang menguji seberapa profesional dirinya dalam menjalankan tugas. Kedisiplinan adalah kunci yang membuka gerbang menuju kepastian ini.
Ketika pengumuman itu datang, rasa lega dan bahagia pasti tak terhingga. Itu bukan hanya hasil dari tes yang berhasil ia lalui, tetapi hasil dari seluruh tahun pengabdiannya yang penuh dedikasi. Kado PPPK di Usia 36 Tahun ini adalah hadiah terindah untuk kerja kerasnya.
Status baru ini memberinya kesempatan untuk fokus mengajar tanpa perlu lagi memikirkan status honorer yang menggantung. Kini ia memiliki hak dan kewajiban yang jelas, serta jaminan kesejahteraan yang jauh lebih terjamin di masa depan.