Fenomena darurat baca pejabat adalah alarm bagi kualitas kebijakan publik dan masa depan bangsa.Â
Ketidakmauan pejabat untuk menjadikan buku sebagai sahabat sejatinya adalah akar dari kebijakan reaktif, dangkal, dan kegagalan mereka dalam mengelola kompleksitas negara.Â
Untuk melahirkan kebijakan yang benar-benar berpihak pada rakyat, kita harus mendorong transisi massal dari kasta Tsundoku dan Philistine menjadi Bibliophile.Â
Membaca bukan sekadar kebiasaan pribadi; ia adalah modal utama bagi integritas dan visi seorang pemimpin. Pejabat kita harus menyadari bahwa membaca bukan hanya perlu, tetapi mutlak wajib.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI