Model pertanian di Tarogong sangat menonjolkan diversifikasi komoditas. Para petani tidak hanya mengandalkan padi, tetapi juga sayur-sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Â
Keberagaman ini membuat mereka lebih tahan terhadap fluktuasi harga komoditas tunggal. Jika harga padi turun, mereka masih bisa mengandalkan pendapatan dari sayuran. Begitu pula sebaliknya.
Selain sayuran, Garut juga terkenal dengan tembakaunya. Tembakau Garut memiliki aroma dan kualitas yang khas, menjadikannya salah satu komoditas primadona.Â
Penanaman tembakau ini tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya yang diwariskan turun-temurun. Keterampilan menanam dan mengolah tembakau adalah bukti dari spesialisasi yang mendalam di daerah ini.
Kombinasi antara padi, sayuran, dan tembakau adalah model pertanian yang cerdas. Ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan karakteristik geografis dan iklim, suatu daerah dapat mengembangkan keunggulan yang unik dan tidak dimiliki oleh tempat lain.Â
Garut mengajarkan bahwa kekuatan pertanian datang dari kemampuan beradaptasi dan mendiversifikasi produk.
3. Tanjungsari/Cimanggung (Kabupaten Sumedang): Perpaduan Tradisi dan Modernisasi
Sumedang, khususnya di area Tanjungsari dan Cimanggung, adalah contoh yang menarik dari perpaduan antara tradisi dan modernisasi.Â
Daerah ini dikenal sebagai penghasil padi, jagung, dan tembakau. Namun, yang membedakannya adalah cara para petani mengadopsi teknologi baru tanpa meninggalkan akar tradisional mereka.
Saya sering melihat petani di Sumedang menggunakan alat-alat pertanian modern untuk mengolah tanah, menanam, dan memanen.Â
Namun, pada saat yang sama, mereka masih mempertahankan sistem tanam yang diwariskan oleh nenek moyang. Integrasi ini membuat mereka lebih efisien dan produktif, namun tetap menjaga kualitas hasil panen.