Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Mampukah Kualitas dan Loyalitas Perajin Bata Merah Garut Bertahan di Tengah Badai Hebel?

18 September 2025   16:16 Diperbarui: 18 September 2025   16:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dani, seorang konsumen bata merah Garut di Bandung. Foto: Kamis (18/9/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Berbicara tentang bahan bangunan, bata adalah salah satu material pokok yang tak tergantikan. Dari rumah sederhana hingga gedung perkantoran, bata merah telah menjadi fondasi utama dalam dunia konstruksi selama berabad-abad. 

Di antara sentra produksi bata merah di Jawa Barat, Kabupaten Garut, khususnya daerah Wanaraja, dikenal luas sebagai penghasil bata merah berkualitas tinggi. 

Produknya bahkan sudah merambah ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Banten. Kualitasnya yang solid dan daya tahannya yang teruji membuat bata merah Wanaraja menjadi pilihan utama bagi banyak kontraktor dan pemilik proyek.

Saya masih ingat betul pengalaman pribadi di tahun 2012, saat membangun rumah di Kota Bandung. Saya memilih menggunakan bata merah Garut karena reputasinya yang baik. 

Bahkan, untuk pembangunan masjid, saya juga memesan bata dari perajin di Wanaraja. Saya membeli bata merah press dari Pak Somantri, pemilik usaha Alam Jaya, yang produknya memang terkenal sangat berkualitas. 

Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, industri bata merah tradisional mulai menghadapi tantangan besar. Munculnya bata ringan atau yang lebih dikenal dengan sebutan hebel menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan perajin bata merah.

Hebel menawarkan beberapa keunggulan yang menarik bagi konsumen modern, seperti bobotnya yang ringan, kecepatan pemasangan, dan karakteristiknya yang lebih presisi. Hal ini membuat banyak proyek konstruksi, terutama proyek berskala besar, beralih dari bata merah konvensional ke hebel. 

Meskipun demikian, bata merah Garut masih menunjukkan daya tahannya. Hingga saat ini, permintaan terhadap bata merah dari Garut masih terus mengalir, bahkan untuk proyek-proyek perumahan di Bandung. 

Salah satunya, Pak Dani, yang baru-baru ini memesan bata merah press untuk proyeknya dengan harga Rp 700 per buah. Ini membuktikan bahwa di tengah gempuran produk baru, bata merah Garut masih memiliki tempat di hati konsumen.

Kualitas yang Tak Tergantikan

Kualitas adalah alasan utama mengapa bata merah Garut mampu bertahan. Berbeda dengan hebel yang diproduksi secara massal di pabrik dengan bahan kimia, bata merah Garut dibuat dari tanah liat pilihan yang diolah secara alami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun