Ngobrol dan Berdiskusi di Ruang Rapat
Kami memulai diskusi dengan menyampaikan beberapa poin penting. Salah satunya adalah soal sarana dan prasarana sekolah yang belum merata.Â
Ada sekolah yang fasilitasnya sudah lengkap, tapi banyak juga yang masih kekurangan. Kami bicara tentang pentingnya pemerataan ini agar semua anak di Jawa Barat bisa mendapatkan kesempatan belajar yang sama baiknya.
Selain itu, kami juga mengangkat isu tentang kesejahteraan guru. Bukan cuma soal gaji, tapi juga tentang pelatihan dan pengembangan diri guru. Kami merasa, guru adalah ujung tombak pendidikan.Â
Kalau gurunya sejahtera dan terus diasah kemampuannya, pasti kualitas pendidikan juga ikut naik. Ia setuju bahwa guru adalah aset penting yang harus terus didukung.Â
Diskusi kami terasa hidup, seperti obrolan atau cerita di meja makan keluarga, tapi dengan topik yang lebih besar dan insya Allah dampaknya luas.
Kami juga membahas tentang kurikulum yang kadang terasa berat untuk diterapkan. Kami memberikan masukan dari sudut pandang praktisi, tentang bagaimana kurikulum bisa lebih relevan dengan kebutuhan siswa dan tantangan zaman.Â
Kami ingin pendidikan tidak hanya mencetak siswa pintar secara akademik, tapi juga siswa yang punya karakter kuat, kreatif, dan siap menghadapi masa depan.Â
Dr. Tom Maskun menanggapi dengan pandangan yang terbuka, ia mengakui bahwa masukan dari lapangan itu sangat berharga.
Kemudian, kami juga menyampaikan harapan tentang peran serta masyarakat. Kami percaya, pendidikan itu tanggung jawab bersama. Orang tua, masyarakat, pemerintah, dan sekolah harus saling bahu-membahu.Â
Kami memberi contoh bagaimana kerja sama yang baik antara sekolah dan orang tua bisa meningkatkan semangat belajar siswa.