Dulu mungkin masih bisa ditolerir, tapi sekarang tidak lagi. Penonton sudah pintar, mereka bisa membandingkan kualitas film animasi lokal dengan film-film animasi dari luar negeri. Tentu saja, perbandingannya tidak adil. Tapi, itulah kenyataannya. Kalau mau bersaing, kita harus bisa menyamai standar internasional.
Isu dugaan penggunaan aset tanpa izin juga menambah daftar panjang kontroversi. Meskipun klaim ini belum terbukti, tapi sudah cukup membuat nama film ini tercoreng. Isu ini jadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang menyayangkan kalau memang benar terjadi. Soalnya, ini menyangkut etika dan profesionalisme.Â
Kalau memang benar, ini bisa jadi preseden buruk buat industri film animasi di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa kita masih punya PR besar soal menghargai karya orang lain. Semoga saja isu ini bisa segera jelas. Kalau memang benar, ada sanksi yang harus diberikan. Kalau tidak, nama baik film ini harus dipulihkan.
Isu-isu ini membuat film "Merah Putih One For All" jadi bahan perdebatan yang menarik. Di satu sisi, banyak yang menyayangkan karena film ini punya potensi. Di sisi lain, banyak juga yang merasa senang karena ini jadi momentum untuk memperbaiki kualitas film animasi Indonesia.Â
Jadi, ini bukan cuma soal satu film yang gagal tayang. Tapi juga soal masa depan industri film animasi kita. Ini jadi semacam "alarm" buat semua pihak. Bahwa kita tidak bisa lagi main-main soal kualitas.
Pukulan Telak bagi Industri Animasi Nasional
Batalnya penayangan film ini adalah sebuah momen yang penting, bahkan mungkin pahit, bagi industri animasi kita. Ini bukan sekadar film yang tidak jadi tayang, tapi juga simbol dari kegagalan untuk memenuhi ekspektasi.Â
Masyarakat sudah semakin pintar dan kritis. Mereka tidak lagi mau menerima apa adanya. Mereka mau kualitas yang sebanding dengan uang yang mereka keluarkan. Dan, ketika film ini gagal memenuhi standar itu, kritik pedas pun datang.Â
Ini adalah pukulan yang harusnya jadi pelajaran, bukan untuk membuat kita menyerah, tapi untuk membuat kita lebih bersemangat lagi. Industri animasi kita punya banyak potensi. Ada banyak animator muda yang berbakat. Tapi, potensi itu harus diolah dengan baik.
Batalnya penayangan ini juga menunjukkan bahwa industri film kita masih punya banyak masalah. Mulai dari masalah kualitas, masalah pendanaan, sampai masalah etika. Semua ini harus dibenahi. Tidak bisa cuma mengandalkan semangat kebangsaan saja. Film itu juga butuh kualitas. Butuh cerita yang kuat, animasi yang bagus, dan tentu saja, etika yang baik.Â
Mengapa Kualitas Animasi Jadi Isu Krusial?