Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka dari Pemborosan, Menuju Toiletku, Ladang Amalku: Gerakan Hemat Energi Berkah dari Anak Sekolah

15 Agustus 2025   07:27 Diperbarui: 15 Agustus 2025   07:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang siswi SD Plus Al Ghifari Kota Bandung sedang mempergunakan kran air toilet sekolah. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Menjadikan Toiletku Ladang Amalku: Semangat Berkah dan Kebaikan

Gerakan ini tidak hanya bertujuan untuk menghemat air dan listrik, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang lebih dalam. Kami ingin para siswa memahami bahwa setiap tindakan baik yang mereka lakukan, sekecil apa pun itu, memiliki nilai ibadah. 

Menghemat air dan listrik, dalam pandangan kami, adalah bentuk amal yang sangat nyata. Itu adalah amal yang bisa mereka lakukan setiap hari tanpa perlu mengeluarkan biaya.

Kami menjelaskan kepada mereka, "Menutup kran air dengan rapat adalah bentuk syukur atas nikmat air yang Allah berikan. Mematikan lampu saat tidak digunakan adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai manusia untuk menjaga sumber daya alam." 

Dengan cara ini, mereka tidak hanya melihat hemat energi sebagai tugas, tetapi sebagai kesempatan untuk berbuat kebaikan dan mendapatkan pahala. Ini menjadikan gerakan ini lebih bermakna dan berjangka panjang.

Konsep "Toiletku, Ladang Amalku" menjadi pegangan kami. Kami ingin mereka melihat toilet tidak lagi sebagai tempat yang jorok atau tempat yang harus dihindari, tetapi sebagai tempat di mana mereka bisa menanamkan amal-amal kebaikan. 

Ini adalah cara kami untuk mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan lingkungan secara praktis. Setiap kali mereka menghemat air atau mematikan lampu, mereka tahu bahwa mereka sedang berbuat baik dan mendapatkan pahala.

Gerakan ini ternyata membawa dampak positif yang lebih luas. Para siswa yang sudah terbiasa hemat energi di toilet mulai membawa kebiasaan baik itu ke rumah. Beberapa orang tua bercerita bahwa anak-anak mereka sekarang lebih peduli dengan penggunaan air dan listrik di rumah. 

Mereka mulai mengingatkan orang tua mereka sendiri untuk mematikan lampu atau menutup kran. Ini adalah bukti bahwa pendidikan di sekolah bisa menjadi jembatan untuk perubahan di rumah dan masyarakat.

Kami percaya, dengan semangat Merdeka dari pemborosan dan sikap abai, anak-anak SD Plus Al Ghifari bisa menjadi generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan kebaikan dalam setiap langkah kecil mereka. 

Setiap tetes air yang mereka hemat, setiap watt listrik yang mereka matikan, adalah berkah yang akan terus mengalir. Toilet sekolah, yang dulunya adalah tempat pemborosan, kini telah berubah menjadi ladang amal yang subur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun