Indonesia tidak hanya memberikan pernyataan dukungan, tapi juga mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam bentuk makanan, obat-obatan, dan tenaga medis. Setiap paket bantuan yang dikirimkan, setiap botol obat yang diberikan, setiap piring makanan yang dibagikan, adalah sebuah pernyataan diplomasi yang jauh lebih kuat daripada ribuan kata.
Indonesia, sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, merasa memiliki ikatan emosional dan spiritual dengan Palestina. Namun, diplomasi "nasi kucing" ini tidak hanya didasarkan pada ikatan agama, melainkan pada prinsip kemanusiaan universal.Â
Indonesia berdiri teguh di samping mereka yang tertindas, tanpa memandang ras atau agama. Ini adalah pesan kuat yang disampaikan oleh diplomasi Indonesia, bahwa bantuan kemanusiaan adalah hak fundamental, bukan alat politik.
Dampak Nyata dari Peran Sederhana Indonesia
Meskipun terlihat sederhana, dampak dari "Diplomasi Nasi Kucing" ini sangat signifikan.Â
Pertama, bantuan kemanusiaan yang disalurkan secara langsung oleh Indonesia telah membantu meringankan penderitaan ribuan warga Gaza.Â
Makanan dan obat-obatan yang dikirimkan telah menyelamatkan nyawa, memberikan harapan di tengah keputusasaan. Bantuan ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa masih ada negara yang peduli dan bersedia bertindak, bukan hanya berbicara.
Kedua, diplomasi ini telah memperkuat posisi Indonesia di mata global sebagai pemain kunci dalam isu kemanusiaan. Tanpa harus berteriak-teriak di forum internasional, Indonesia telah menunjukkan kepemimpinannya melalui tindakan nyata.Â
Pendekatan ini membuat Indonesia lebih mudah diterima oleh berbagai pihak, termasuk organisasi non-pemerintah dan negara-negara lain, yang kemudian terinspirasi untuk ikut serta dalam gerakan kemanusiaan serupa.
Ketiga, yang tidak kalah penting, "Diplomasi Nasi Kucing" ini telah memberikan pesan moral yang kuat kepada Israel dan dunia. Ia menunjukkan bahwa meskipun ada rencana untuk mengambil alih wilayah, ada pula kekuatan lain yang bergerak untuk menolong mereka yang paling rentan.Â
Ini adalah bentuk perlawanan damai yang sangat efektif: melawan penderitaan dengan kebaikan, melawan kehancuran dengan pembangunan kembali, dan melawan kebencian dengan empati.