Ketiga, masyarakat dan keluarga harus menjadi garda terdepan dalam mendorong pendidikan. Berikan motivasi, dorongan, dan dukungan penuh kepada anak-anak agar mereka tidak mudah menyerah.Â
Edukasi kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan juga harus digalakkan, terutama di daerah-daerah yang masih menjunjung tinggi tradisi pernikahan dini atau menganggap pendidikan sebagai hal yang tidak penting.
Terakhir, sinergi dengan dunia usaha juga sangat penting. Perusahaan-perusahaan bisa memberikan beasiswa atau program magang kepada anak-anak putus sekolah agar mereka memiliki keterampilan yang memadai untuk bekerja.Â
Dengan demikian, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan, tetapi juga kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Masalah putus sekolah di Garut adalah sebuah tragedi yang harus segera diselesaikan. Angka 25.000 anak yang melepaskan seragam mereka adalah alarm bahaya yang menunjukkan bahwa ada masalah serius dalam sistem pendidikan dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.Â
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja sama dari semua pihak. Kita harus berhenti menyalahkan dan mulai bertindak. Dengan pendataan yang akurat, pendampingan yang intensif, serta dukungan dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat, kita bisa merajut kembali asa pendidikan anak-anak di Garut.Â
Kita harus memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang terpaksa melepaskan seragam mereka, dan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk menggenggam masa depan yang cerah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI