Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melepaskan Seragam, Menggemgam Takdir: 25.000 Anak Garut dan Masa Depan Pendidikan yang Terancam

7 Agustus 2025   12:00 Diperbarui: 7 Agustus 2025   12:00 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Siswa SD. | Image by Pexels/ujangubed hidayat via Kompas.com

Anak-anak yang berpendidikan memiliki potensi lebih besar untuk menciptakan inovasi, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketika potensi ini hilang, maka Garut akan kesulitan untuk berkembang. Lingkaran kemiskinan akan terus berputar, dan kesenjangan sosial akan semakin melebar.

Dari sisi sosial, anak-anak yang melepaskan seragam cenderung memiliki keterampilan sosial yang kurang matang. Mereka mungkin tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan menyelesaikan masalah dengan baik. 

Kurangnya pendidikan juga bisa membuat mereka mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif dan terjebak dalam pergaulan yang salah. Semua ini bisa mengancam stabilitas sosial dan menciptakan masalah baru di masa depan.

Oleh karena itu, mengatasi masalah putus sekolah bukanlah semata-mata tanggung jawab pemerintah. Ini adalah tanggung jawab kita semua, mulai dari orang tua, masyarakat, sekolah, hingga dunia usaha. 

Kita harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, memberikan kesempatan, dan memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang harus melepaskan seragam sekolahnya karena alasan yang tidak adil.

Solusi Konkret: Merajut Kembali Asa Pendidikan

Untuk mencegah bertambahnya jumlah anak putus sekolah di Garut, diperlukan solusi yang konkret dan terpadu. 

Pertama, pemerintah daerah harus lebih gencar melakukan pendataan dan pendampingan. Identifikasi anak-anak yang rentan putus sekolah, berikan bantuan beasiswa atau program subsidi, dan pastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan. 

Program kejar paket A, B, atau C harus lebih diaktifkan agar anak-anak yang terlanjur putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan mereka.

Kedua, peran sekolah dan guru harus lebih dioptimalkan. Sekolah harus menjadi tempat yang ramah dan aman bagi anak. Guru harus lebih peka terhadap kondisi siswa dan membangun komunikasi yang baik dengan orang tua. 

Program konseling harus diperkuat untuk membantu siswa mengatasi masalah pribadi, kesulitan belajar, atau tekanan dari lingkungan. Dengan demikian, siswa akan merasa didukung dan tidak mudah menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun