Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lampu Kemanusiaan Kampus, Menerangi Anak Negeri Lewat Khitanan Seribu Senyum

11 Juli 2025   19:06 Diperbarui: 11 Juli 2025   19:06 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rektor Unfari Bandung berfoto bersama civitas akademika dan anak-anak peserta khitanan massal. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Prof. Didin, dalam pesannya, menekankan pentingnya kegiatan semacam ini sebagai investasi sosial. 

Ia percaya bahwa dengan membantu anak-anak ini, universitas sedang menanam benih kebaikan yang suatu hari nanti akan tumbuh menjadi pohon manfaat bagi masyarakat luas. Pesan ini menggarisbawahi filosofi mendalam di balik setiap aksi pengabdian masyarakat.

Peserta khitan tidak hanya mendapatkan layanan khitan, tetapi juga beragam fasilitas yang menunjukkan perhatian detail dari penyelenggara. Mereka menerima paket Baju Koko yang rapi, memberikan kesan spesial bagi mereka. 

Kemudian ada paket Buku Tulis, yang menunjukkan perhatian terhadap pendidikan anak-anak tersebut. Ini adalah investasi kecil namun bermakna bagi masa depan mereka.

Selain itu, peserta juga mendapatkan Snack untuk mengisi perut setelah proses khitan. Ada juga Nasi Tumpeng yang melambangkan rasa syukur dan kebersamaan, sebuah tradisi yang mempererat tali silaturahmi. 

Untuk menambah keceriaan, panitia juga menyediakan Kue Tart, yang pasti menjadi kejutan manis bagi anak-anak. Sebuah Buket juga diberikan sebagai simbol penghargaan dan kebahagiaan.

Yang paling penting, tentu saja, adalah Biaya Khitan (sebelum, proses, dan sesudah) yang ditanggung sepenuhnya. 

Ini adalah bantuan krusial bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi, menghilangkan beban finansial yang seringkali menjadi penghalang. Seluruh proses medis ditangani oleh tenaga profesional, memastikan keamanan dan kenyamanan peserta.

Tidak hanya itu, anak-anak juga diajak bermain dengan permainan edukasi. Ini adalah cara cerdas untuk mengurangi ketegangan dan membuat pengalaman khitan menjadi lebih menyenangkan dan tidak menakutkan. 

Melalui permainan, pesan-pesan positif dan edukatif dapat disampaikan dengan cara yang ringan dan mudah diterima.

Civitas akademika Unfari berfoto dengan latar anak-anak peserta khitanan massal menunggang kesenian tradisional. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi
Civitas akademika Unfari berfoto dengan latar anak-anak peserta khitanan massal menunggang kesenian tradisional. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi
Untuk memeriahkan suasana, disajikan pula hiburan berupa Benjang. Benjang adalah kesenian tradisional yang sangat digemari masyarakat setempat, menambah semarak acara dan menarik perhatian banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun