Desa Mekarjaya, sebuah permata tersembunyi yang berbatasan langsung dengan Desa Rancabango di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bukan hanya sekadar nama di peta.Â
Desa ini dikenal luas sebagai sentra penghasil tembakau berkualitas unggulan, melengkapi kekayaan pertaniannya yang juga mencakup padi, sayuran, dan aneka komoditas lainnya.Â
Di sinilah, di tengah hamparan hijau dan udara pegunungan yang sejuk, tradisi menanam tembakau telah mengakar kuat, membentuk identitas desa dan menjadi tulang punggung ekonomi lokal yang tak tergantikan.
Ahad, 25 Mei 2025, suasana di Mekarjaya terasa hidup, seiring dengan gerak langkah para petani di ladang mereka. Hamparan tanaman tembakau yang membentang luas di bawah sinar matahari pagi memberikan pemandangan yang menenangkan sekaligus menjanjikan.Â
Dede (54), salah seorang petani setempat, dengan ramah menyambut kedatangan saya. Ia menjelaskan bahwa tanaman tembakau yang terhampar di hadapan kami itu baru berusia tiga pekan atau sekitar 21 hari.Â
Daun-daun muda berwarna hijau cerah itu adalah cikal bakal lembaran tembakau berkualitas tinggi yang akan membawa berkah bagi keluarga dan desa.
Usia tiga pekan adalah fase krusial bagi tanaman tembakau. Pada tahap ini, petani harus memastikan pertumbuhan awal yang optimal, mulai dari penyiraman yang teratur, pemupukan awal, hingga perlindungan dari hama dan penyakit.Â
Perhatian cermat pada tahap ini akan sangat menentukan kualitas daun di masa panen nanti.Â
Bagi Dede dan para petani lainnya, setiap helai daun tembakau adalah representasi dari kerja keras, kesabaran, dan kearifan yang diwariskan turun-temurun.Â
Mereka memahami betul bahwa kualitas tembakau bukan hanya ditentukan oleh kesuburan tanah, tetapi juga oleh sentuhan tangan dan pengalaman yang tak ternilai.
Tradisi menanam tembakau di Mekarjaya bukanlah sekadar aktivitas pertanian, melainkan sebuah warisan budaya yang dipegang teguh.Â
Metode penanaman, perawatan, hingga proses pasca panen masih banyak yang mengandalkan pengetahuan turun-temurun.Â
Misalnya, teknik "nyirung" yang sangat penting untuk mengalihkan energi pertumbuhan tanaman ke daun, sehingga menghasilkan ukuran dan ketebalan daun yang optimal.Â
Praktik ini melibatkan pemangkasan pucuk dan pembuangan tunas samping (suckering) secara hati-hati, memastikan bahwa semua nutrisi tersalurkan untuk memperbesar dan menebalkan daun utama.
Proses "nyirung" ini bukan sekadar teknik mekanis. Ia adalah seni yang membutuhkan kepekaan dan pemahaman mendalam tentang siklus hidup tanaman tembakau.Â
Petani di Mekarjaya tahu persis kapan waktu yang tepat untuk melakukan "nyirung", berapa banyak tunas yang harus dibuang, dan bagaimana cara memangkas agar tidak melukai tanaman.Â
Kesalahan sedikit saja bisa berdampak pada kualitas daun, mengurangi hasil panen, dan tentu saja, mempengaruhi pendapatan.Â
Untuk itu, praktik ini diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, membentuk ikatan kuat antara petani, tanaman, dan tanah mereka.
Setelah panen, proses pengeringan daun tembakau juga menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Mekarjaya. Sebagian besar petani masih mengandalkan metode pengeringan matahari atau sun curing.Â
Daun-daun tembakau yang telah dipanen digantung di gubuk-gubuk khusus atau di jemuran terbuka, memanfaatkan hangatnya sinar matahari Garut untuk mengeringkan daun secara alami.Â
Proses ini membutuhkan kesabaran dan keahlian, karena petani harus memastikan bahwa daun mengering secara merata dan tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, agar menghasilkan warna, aroma, dan tekstur yang diinginkan.
Aroma khas tembakau yang menguar saat proses pengeringan adalah tanda bahwa kualitas sedang terbentuk. Pengeringan alami ini seringkali dianggap memberikan karakteristik unik pada tembakau Mekarjaya, membedakannya dari tembakau yang diolah dengan metode modern.Â
Konsistensi dalam proses pengeringan ini adalah salah satu alasan mengapa tembakau dari Mekarjaya dikenal memiliki mutu unggulan dan diminati oleh berbagai pihak, mulai dari industri rokok hingga perajin tembakau linting lokal.
Kualitas tembakau dari Mekarjaya tidak hanya terletak pada tradisi pengolahan, tetapi juga pada kondisi geografisnya. Berada di kaki Gunung Guntur, tanah di Mekarjaya memiliki karakteristik vulkanik yang subur, kaya akan mineral yang dibutuhkan tanaman tembakau.Â
Iklim Garut yang sejuk dengan curah hujan yang cukup juga sangat mendukung pertumbuhan tembakau yang optimal. Kombinasi faktor alam dan kearifan petani inilah yang menjadikan Mekarjaya sebagai daerah penghasil tembakau yang istimewa.
Bagi para petani di Mekarjaya, menanam tembakau adalah lebih dari sekadar pekerjaan. Ini adalah bagian dari kehidupan, identitas, dan warisan keluarga. Generasi muda di Mekarjaya pun diajak untuk memahami dan melanjutkan tradisi ini.Â
Mereka belajar langsung dari orang tua dan kakek-nenek mereka, menyerap setiap detail tentang siklus tanam, perawatan, hingga proses panen.Â
Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan yang berharga ini tidak akan punah, melainkan terus berdenyut dalam denyut nadi kehidupan Mekarjaya.
Tentu saja, menanam tembakau bukan tanpa tantangan. Perubahan iklim, serangan hama dan penyakit, serta fluktuasi harga pasar adalah beberapa masalah yang kerap dihadapi petani. Namun, semangat gotong royong dan adaptasi menjadi kunci bagi mereka untuk terus bertahan.Â
Para petani seringkali bertukar informasi, berbagi pengalaman, dan saling membantu dalam menghadapi kesulitan. Jaringan komunitas yang kuat ini menjadi benteng pertahanan bagi mereka untuk tetap produktif.
Pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait juga memainkan peran penting dalam mendukung keberlangsungan industri tembakau di Mekarjaya. Program penyuluhan pertanian, bantuan bibit, hingga fasilitasi akses pasar kerap diberikan untuk membantu petani.Â
Upaya diversifikasi produk tembakau juga mulai dijajaki, seperti pengembangan tembakau untuk cerutu lokal atau tembakau linting premium, yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan ceruk pasar yang berbeda.
Tembakau Mekarjaya juga memiliki potensi besar untuk menjadi produk ekowisata pertanian. Pengunjung dapat belajar langsung tentang proses budidaya tembakau, berinteraksi dengan petani, dan merasakan langsung pengalaman di ladang tembakau.Â
Ini tidak hanya akan menambah sumber pendapatan bagi masyarakat, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya dan pertanian Mekarjaya kepada dunia luar. Bayangkan, menikmati pemandangan hamparan tembakau hijau sambil belajar langsung dari ahlinya.
Komoditas tembakau dari Mekarjaya ini secara langsung maupun tidak langsung telah menjadi penggerak vital bagi ekonomi lokal.Â
Dari penjualan bibit, kebutuhan pupuk dan pestisida, hingga upah pekerja harian selama musim tanam dan panen, semua ini menciptakan perputaran uang yang signifikan di desa.Â
Pengepul tembakau, pengusaha lokal, hingga pedagang kecil di pasar tradisional turut merasakan dampak positif dari keberadaan industri tembakau ini.
Pendapatan dari tembakau memungkinkan petani untuk menyekolahkan anak-anak mereka, membangun rumah, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Ini juga mendukung sektor usaha lain di Mekarjaya, seperti warung makan, toko kelontong, dan transportasi lokal.Â
Dengan demikian, tembakau bukan hanya tanaman, melainkan ekosistem ekonomi yang kompleks dan saling terhubung, yang menopang kehidupan ribuan jiwa di Mekarjaya dan sekitarnya.
Keberlanjutan tradisi menanam tembakau ini adalah kunci bagi keberlanjutan ekonomi Mekarjaya. Semakin lestari kearifan lokal yang diwariskan, semakin terjaga kualitas tembakau yang dihasilkan.Â
Dan semakin tinggi kualitas tembakau, semakin kuat pula posisi Mekarjaya sebagai sentra penghasil tembakau unggulan. Ini adalah lingkaran positif yang harus terus dipelihara dan dikembangkan.
Dede dan para petani di Mekarjaya adalah contoh nyata bagaimana tradisi, kerja keras, dan kecintaan pada tanah dapat menciptakan kemakmuran.Â
Mereka adalah penjaga amanah yang tidak hanya menanam tembakau, tetapi juga menanam harapan, melestarikan budaya, dan menggerakkan roda ekonomi desa mereka.Â
Di setiap helai daun tembakau dari Mekarjaya, ada kisah tentang dedikasi, ketekunan, dan kebanggaan akan warisan yang tak ternilai harganya.
Mekarjaya bukan hanya desa biasa; ia adalah bukti hidup bahwa pertanian tradisional dapat menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh.Â
Dengan perpaduan antara kearifan lokal yang diwarisi, semangat pantang menyerah para petani, dan komoditas unggulan yang terus dijaga kualitasnya.Â
Desa Mekarjaya akan terus menjadi mercusuar bagi desa-desa lain, menunjukkan bagaimana tradisi, petani, dan ekonomi lokal dapat saling menguatkan, menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. Â
Cerita tembakau Mekarjaya adalah cerminan dari semangat Priangan yang tak pernah padam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI