Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tembakau Mekarjaya Garut: Tradisi, Petani, dan Ekonomi Lokal yang Saling Menguatkan

26 Mei 2025   14:49 Diperbarui: 26 Mei 2025   14:49 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman tembakau yang terhampar di Desa Mekarjaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berusia tiga pekan atau sekitar 21 hari. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Metode penanaman, perawatan, hingga proses pasca panen masih banyak yang mengandalkan pengetahuan turun-temurun. 

Misalnya, teknik "nyirung" yang sangat penting untuk mengalihkan energi pertumbuhan tanaman ke daun, sehingga menghasilkan ukuran dan ketebalan daun yang optimal. 

Praktik ini melibatkan pemangkasan pucuk dan pembuangan tunas samping (suckering) secara hati-hati, memastikan bahwa semua nutrisi tersalurkan untuk memperbesar dan menebalkan daun utama.

Proses "nyirung" ini bukan sekadar teknik mekanis. Ia adalah seni yang membutuhkan kepekaan dan pemahaman mendalam tentang siklus hidup tanaman tembakau. 

Petani di Mekarjaya tahu persis kapan waktu yang tepat untuk melakukan "nyirung", berapa banyak tunas yang harus dibuang, dan bagaimana cara memangkas agar tidak melukai tanaman. 

Kesalahan sedikit saja bisa berdampak pada kualitas daun, mengurangi hasil panen, dan tentu saja, mempengaruhi pendapatan. 

Untuk itu, praktik ini diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, membentuk ikatan kuat antara petani, tanaman, dan tanah mereka.

Setelah panen, proses pengeringan daun tembakau juga menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Mekarjaya. Sebagian besar petani masih mengandalkan metode pengeringan matahari atau sun curing. 

Daun-daun tembakau yang telah dipanen digantung di gubuk-gubuk khusus atau di jemuran terbuka, memanfaatkan hangatnya sinar matahari Garut untuk mengeringkan daun secara alami. 

Proses ini membutuhkan kesabaran dan keahlian, karena petani harus memastikan bahwa daun mengering secara merata dan tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, agar menghasilkan warna, aroma, dan tekstur yang diinginkan.

Aroma khas tembakau yang menguar saat proses pengeringan adalah tanda bahwa kualitas sedang terbentuk. Pengeringan alami ini seringkali dianggap memberikan karakteristik unik pada tembakau Mekarjaya, membedakannya dari tembakau yang diolah dengan metode modern. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun