Puncak kegembiraan terasa begitu kuat di seluruh penjuru Jawa Barat, terutama bagi warga Kota Bandung. Persib Bandung kembali mengukir sejarah, menjuarai Liga 1 untuk musim 2024-2025. Ini adalah kemenangan yang istimewa, sebuah pencapaian "back to back" setelah juga meraih gelar juara di tahun sebelumnya. Euforia ini tak terbendung, dan pesta kemenangan dirayakan dengan meriah oleh para Bobotoh julukan bagi suporter Persib pada hari Ahad, 25 Mei 2025.
Perayaan kemenangan Persib hari Ahad diwujudkan dalam bentuk konvoi akbar. Arak-arakan kendaraan, didominasi sepeda motor, mulai bergerak dari Balai Kota Bandung menuju titik finis di Gedung Sate. Sejak pagi, suasana kota sudah diwarnai biru, warna kebanggaan Persib. Saat kami keluar rumah dari kawasan Arcamanik, lautan manusia dan kendaraan sudah membiru. Dari arah timur, tepatnya dari Cileunyi, Cinunuk, dan Cibiru, iring-iringan konvoi tampak terus bergerak menuju pusat kota.
Namun, di tengah hiruk pikuk kegembiraan ini, ada pemandangan yang mengundang perhatian sekaligus kekhawatiran. Kami melihat banyak anak-anak turut serta dalam konvoi tersebut, bahkan beberapa di antaranya mengendarai sepeda motor. Pertanyaan besar kemudian muncul, apakah keamanan anak-anak ini benar-benar terjamin saat ikut dalam arak-arakan yang begitu ramai dan padat?
Konvoi kemenangan memang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi perayaan sebuah tim sepak bola. Ini adalah momen untuk meluapkan kegembiraan, kebanggaan, dan rasa memiliki terhadap tim kesayangan. Bagi banyak orang, termasuk anak-anak, ikut dalam konvoi adalah pengalaman yang luar biasa, mungkin menjadi bagian dari sejarah yang akan mereka kenang. Namun, di balik semangat euforia, ada tanggung jawab besar yang harus dipikirkan, terutama ketika melibatkan anak-anak.
Risiko kecelakaan dalam konvoi sangat tinggi. Jalanan menjadi sangat padat, pergerakan kendaraan tidak teratur, dan banyak pengendara yang tidak memperhatikan rambu lalu lintas atau keselamatan diri sendiri dan orang lain. Teriakan kegembiraan, klakson yang bersahutan, dan knalpot bising seringkali membuat suasana menjadi kacau. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan anak-anak untuk bereaksi cepat dan mengambil keputusan yang tepat sangat terbatas.
Anak-anak secara fisik belum sekuat orang dewasa. Keseimbangan mereka saat mengendarai sepeda motor atau dibonceng seringkali belum sempurna. Penglihatan mereka juga mungkin belum sepenuhnya berkembang untuk memproses informasi visual yang kompleks di jalanan yang ramai. Selain itu, mereka seringkali mudah terbawa suasana dan mungkin tidak menyadari bahaya yang mengintai di sekitar mereka.
Pemandangan anak-anak yang dibonceng tanpa helm pengaman, bahkan ada yang berdiri di atas jok motor, bukanlah hal yang aneh dalam konvoi semacam ini. Beberapa anak bahkan terlihat mengendarai motor sendiri, meskipun usianya masih sangat muda dan jelas-jelas belum memiliki surat izin mengemudi (SIM). Ini adalah pelanggaran hukum yang serius dan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.
Orang tua atau orang dewasa yang membiarkan anak-anak mereka terlibat dalam situasi berisiko seperti ini perlu mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Apakah euforia sesaat dari sebuah kemenangan sebanding dengan potensi bahaya yang bisa mengancam keselamatan buah hati mereka? Rasa bangga terhadap tim favorit seharusnya tidak mengesampingkan prioritas utama, yaitu keselamatan anak-anak.
Pihak berwenang, seperti kepolisian, juga memiliki peran penting dalam memastikan keamanan selama konvoi. Meskipun sulit untuk sepenuhnya mengendalikan massa yang begitu besar dan antusias, sosialisasi tentang pentingnya keselamatan, penegakan aturan lalu lintas, dan penindakan terhadap pelanggaran yang membahayakan nyawa harus terus dilakukan. Patroli dan pengawasan di titik-titik rawan juga perlu ditingkatkan.
Edukasi kepada masyarakat, khususnya para Bobotoh, tentang cara merayakan kemenangan dengan aman dan bertanggung jawab juga sangat penting. Menjaga ketertiban, tidak ugal-ugalan di jalan, dan tidak melibatkan anak-anak dalam situasi berbahaya adalah bentuk dukungan yang lebih berarti bagi tim kebanggaan mereka.
Merayakan kemenangan adalah hak setiap suporter. Namun, perayaan tersebut harus dilakukan dengan cara yang bijak dan tidak merugikan orang lain, apalagi sampai membahayakan nyawa anak-anak. Ada banyak cara lain untuk menunjukkan dukungan dan kebanggaan tanpa harus mempertaruhkan keselamatan.