Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Komite Sekolah Bukan Rem, tetapi Gas Kualitas Pendidikan

22 Mei 2025   20:25 Diperbarui: 23 Mei 2025   19:29 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi pertemuan pihak sekolah, komite dan pihak desa serta Wali murid di sekolah. | KOMPAS.com/ KURNIA SANDI

Misalnya, seorang orang tua merasa jadwal pelajaran terlalu padat, atau seorang peserta didik mengeluhkan kurangnya fasilitas olahraga. Komite Sekolah harus mampu menerima, menganalisis, dan menyampaikan masukan-masukan ini kepada pihak sekolah, serta memastikan adanya tindak lanjut yang konstruktif. 

Ini bukan hanya tentang menyampaikan keluhan, tetapi juga tentang mencari solusi bersama dan membangun lingkungan sekolah yang responsif terhadap kebutuhan seluruh komunitas.

Keempat pilar ini saling terkait dan membentuk sebuah siklus yang memberdayakan. Komite Sekolah yang aktif dalam memberikan pertimbangan akan menghasilkan kebijakan yang lebih baik. Kebijakan yang baik akan didukung oleh penggalangan sumber daya yang efektif. 

Sumber daya yang optimal akan menunjang pelayanan pendidikan yang lebih baik, yang pada gilirannya akan diawasi secara partisipatif, dan setiap keluhan atau masukan akan ditindaklanjuti untuk perbaikan berkelanjutan.

Namun, di lapangan, realitasnya seringkali jauh dari ideal. Banyak Komite Sekolah yang masih pasif, hanya berfungsi sebagai "tukang stempel" yang mengesahkan kebijakan tanpa analisis mendalam, atau sekadar "penggalang dana" tanpa visi pemberdayaan yang lebih luas. 

Ini adalah rem yang menghambat potensi luar biasa yang seharusnya dimiliki Komite Sekolah. Jika Komite Sekolah hanya menjadi formalitas, maka peluang besar untuk mempercepat kemajuan pendidikan di sekolah tersebut akan terbuang sia-sia.

Mengapa ini terjadi? Ada beberapa faktor. Bisa jadi karena kurangnya pemahaman anggota Komite Sekolah itu sendiri mengenai tugas dan fungsi mereka yang sebenarnya. 

Bisa juga karena minimnya inisiatif dari pihak sekolah untuk secara aktif melibatkan dan memberdayakan Komite Sekolah. Atau bahkan, adanya ketidakpercayaan atau resistensi dari salah satu pihak yang menghambat kolaborasi yang seharusnya terjalin erat.

Maka dari itu, optimalisasi Komite Sekolah adalah sebuah keharusan, bukan pilihan. Ini bukan sekadar tentang memenuhi peraturan, melainkan tentang mengaktifkan potensi tersembunyi yang ada di setiap sekolah. 

Ini tentang mengubah Komite Sekolah dari sebuah badan pasif menjadi agen pembangun yang dinamis, efektif, dan transformatif. Transformasi ini memerlukan komitmen dari semua pihak: pemerintah, sekolah, Komite Sekolah itu sendiri, dan tentu saja, masyarakat.

Pemerintah perlu terus menyosialisasikan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 secara masif, memberikan pelatihan yang berkelanjutan bagi anggota Komite Sekolah, dan membuat panduan yang lebih praktis tentang bagaimana mengoptimalkan setiap fungsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun